Sejak 2015 Kertamukti Diharapkan Menjadi Daerah Agrowisata.

Sejak 2015 Kertamukti Diharapkan Menjadi Daerah Agrowisata.

154
0
SHARE
Menyapu dan Mengumpulkan Daun Cengkeh Penuhi Kebutuhan Proses Penyulingan.
Kondisi Lintasan Ruas Badan Jalan (2022).

“Sentra Produksi Cengkeh Terbaik”

Garutnews ( Jum’at, 30/09 – 2022 ).

Sejak 2015 Bupati Rudy Gunawan mengharapkan, Desa Kertamukti menjadi daerah agrowisata. Sebab selain cengkeh menjadi bagian pola hidup masyarakatnya, juga dikenal dengan durian, dan manggis sebagai produk unggulan hasil bumi lainnya.

Dengan adanya kestabilan harga cengkeh atau cengkih (Syzygium aromaticum) sejak beberapa tahun sebelum 2015, menjadikan para petani kembali bergairah bertanam komoditi tersebut.

Terutama para petani di wilayah selatan Kabupaten Garut, selama ini merupakan kawasan sentra penghasil cengkeh berkualitas terbaik.

Salah satu daerah penghasil cengkeh berkualitas nomor satu terbaik di Kabupaten Garut itu, Desa Kertamukti Kecamatan Cikelet Selatan Garut.

Kondisi Lintasan Ruas Badan Jalan (2022).

Terdapat 70 persen penduduk desanya berjarak sekitar 18 kilometer dari pusat kota Kecamatan Cikelet, dan 90 kilometer lebih dari Kota Garut. Merupakan petani cengkeh berkualitas baik, juga volume produksi terbanyak dibandingkan desa tetangga juga penghasil mata dagangan ini.

Sehingga jangan heran, jika para petani cengkeh Desa Kertamukti memiliki tingkat kesejahteraan ekonomi di atas rata-rata petani lainnya.

Sekali panen, mereka bisa mengais keuntungan ratusan juta rupiah. Tak heran pula apabila di sini rumah-rumah penduduknya bermata pencaharian petani cengkeh berkondisi rumah permanen bagus.

Maka penduduk Desa Kertamukti sangat konsisten memertahankan bertani cengkeh sebagai mata pencaharian utamanya.

Persemaian pembibitan cengkeh pun tersebar hampir pada setiap halaman rumah.

Besarnya potensi budidaya cengkeh di Desa Kertamukti mendorong Bupati Rudy Gunawan memproyeksikan desa tersebut sebagai sentra utama cengkeh di kabupaten setempat, ungkapnya saat melakukan kunjungan kerja ke Kampung Cibitung Kertamukti Cikelet, (03/03-2015) silam.

Bahkan dia mengharapkan, Desa Kertamukti menjadi daerah agrowisata. Sebab selain cengkeh menjadi bagian pola hidup masyarakatnya, juga dikenal dengan durian, dan manggis sebagai produk unggulan hasil bumi lainnya.

Kawasan ini sangat potensial untuk itu. Kami juga segera akan melakukan pembenahan infrstruktur jalan membantu memercepat pertumbuhan perekonomian, katanya.

Kepala Dinas Perkebunan Garut Enok Rihawati didampingi Kepala Bidang Produksi Haeruman menyebutkan, budidaya tanaman cengkeh di Kabupaten Garut terus mengalami peningkatan sejak delapan tahun terakhir.

Budidaya tanaman cengkeh terbilang prospektif karena selain bunganya, limbah daun kering dari cengkeh merupakan tanaman asli Indonesia asal kepulauan Maluku itu, juga bernilai ekonomi tinggi sebagai bahan baku pembuatan minyak cengkeh.

Apalagi cengkeh banyak dibutuhkan sebagai bahan baku keperluan pembuatan kosmetik, farmasi/obat-obatan, bumbu, dan industri rokok.

Harga cengkeh pada 2015 berkisar Rp130 ribu-Rp150 ribu per kilogram kering. Rata-rata setiap pohon menghasilkan satu kuintal cengkeh basah atau sekitar 20 kilogram cengkeh kering

Hingga akhir 2013, total luas areal tanaman cengkeh di Kabupaten Garut tercatat mencapai 2.859 hektare dengan total produksi mentah cengkeh 2.992,8 ton.

Padahal pada 2006, luas areal tanam pohon cengkeh hanya mencapai 2.700 hektare dengan total produksi mentah cengkeh 1.312,74 ton.

Sehingga selama rentang enam tahun itu terjadi perluasan areal tanam sekitar 159 hektare.

Budidaya tanaman cengkeh pada total areal seluas 2.859 hektare ini melibatkan sedikitnya 7.393 kepala keluarga petani, dan menyerap sekitar 40.000 tenaga kerja.

Budidaya tanaman cengkeh tersebar di 33 dari seluruh 42 kecamatan. Areal penanaman cengkeh paling luas terdapat di wilayah selatan Garut, terutama di wilayah Kecamatan Cikelet (945 hektare), Bungbulang (301 hektare), Pakenjeng (244 hektare), Cisewu, Cisompet, dan Cibalong.

Sedangkan di wilayah utara Garut, sentra tanaman tersebut juga terbilang cukup luas berada di Kecamatan Malangbong mencapai sekitar 100 hektare.

*******

Abisyamil, Esay/Fotografer : Abah John.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY