Muslim Inovatif dan Produktif

Muslim Inovatif dan Produktif

491
0
SHARE
Santri Kuttab Yadul 'Ulya Garut Memanfaatkan Waktu Istirahat Dengan Bermain Kreatif.

18 Feb 2021, 03:30 WIB

Santri Kuttab Yadul ‘Ulya Garut Memanfaatkan Waktu Istirahat Dengan Bermain Kreatif.

“Inovasi dan produktivitas bukankah hal yang asing dalam peradaban Islam”

OLEH ALPHA AMIRRACHMAN

Inovasi dan produktivitas bukankah hal yang asing dalam peradaban Islam. Pada abad ke-8, ilmuwan-ilmuwan Muslim sudah mulai merancang penemuan-penemuan penting yang mengubah dunia. 

Jabir ibu Hayyan, misalnya, menemukan nomenklatur klasifikasi elemen kimia. Pada abad ke-9, al-Khwarizmi merumuskan pengetahuan Aljabar. Abbas ibn Firnas menemukan proses pembuatan gelas. Muhammad ibn Zakariya al-Raszi menemukan larutan sabun pencuci.

Olahraga Memanah di Agro Park Ponpes Yadul ‘Ulya Garut Bisa Tingkatkan Kualitas Imunitas Usir Pandemi Corona.

Ahmad ibn Tulum membangun rumah sakit jiwa dengan terapi musik. Abad ke-11 dan ke-12, Avicenna atau Ibnu Sina melakukan percobaan klinis yang penting untuk menentukan efikasi obat-obatan.

Hingga abad ke-17 M, inovasi dan produktivitas ilmuwan-ilmuwan Muslim bukan saja mengubah wajah dunia, melainkan juga menjadi fondasi penting bagi berkembangnya peradaban Barat dan dunia saat ini.

Hasrat bekerja untuk mengubah masyarakat menjadi lebih baik tersurat dengan nyata dalam Alquran: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (QS al-Ra’ad:11).

Program Sedekah Sampah Organik Baitulmal Ponpes Yadul ‘Ulya.

Bekerja adalah ibadah. Kemuliaan bekerja disebutkan dalam sebuah hadis: “Sungguh, seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar dan dibawa dengan punggungnya lebih baik baginya daripada dia meminta kepada orang lain, baik orang lain itu memberinya atau menolaknya” (HR Bukhari).

Ayat lain juga menegaskan agar manusia meningkatkan kreativitas, berinovasi, berprestasi, dan tidak menyia-menyiakan kesempatan: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS al-Jumu’ah:10).

Inovasi merupakan strategi menciptakan sesuatu yang baru yang berbeda dari apa yang telah ditemukan sebelumnya. Bekerja secara inovatif dan produktif sudah seharusnya senantiasa menjadi bagian dari budaya kaum Muslimin.

Program Sedekah Sampah Organik Baitulmal Ponpes Yadul ‘Ulya.

Untuk memenuhi hajat hidupnya, manusia diperintahkan untuk bekerja. Dengan bekerja, manusia menghidupi diri dan keluarganya. Dengan bekerja secara inovatif dan produktif, manusia mengubah keadaan kaumnya menjadi lebih baik, sebagaimana kita menyaksikan perubahan-perubahan yang revolusioner mulai dari zaman batu hingga era 4.0 yang serbadigital saat ini. Semua ini terjadi karena inovasi dan produktivitas karena hasrat untuk mengubah keadaan suatu kaum menjadi lebih baik.

Di tengah pandemi Covid-19 yang masih mendera bangsa ini, kaum Muslimin tidak boleh kehilangan semangat untuk senantiasa tetap bekerja secara inovatif dan produktif.

Saat ini, kaum Muslimin ditantang untuk menciptakan inovasi-inovasi baru dalam berbagai bidang, seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, bukan saja untuk meringankan masyarakat dari beban pandemi, melainkan juga mengeluarkan masyarakat dari situasi sulit menuju situasi yang lebih baik.

Belajar dari sejarah inovasi dan produktivitas kaum Muslimin sebelumnya, hal ini sangat dimungkinkan sepanjang kita memiliki kemauan yang kuat dan ketekunan pada bidang pekerjaan dan keahlian kita masing-masing.

******

Republika.co.id/Fotografer : Abah John.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY