Semarak HKP Bersamaan Petani Garut Kehilangan Penghasilan Rp70,9 Miliar

Semarak HKP Bersamaan Petani Garut Kehilangan Penghasilan Rp70,9 Miliar

579
0
SHARE
Hingga Menjelang Tengah Malam Menghias Kendaraan untuk Mengikuti Carnaval HKP 2019.
Petani Milenial pun Diterjang Dampak Kemarau Panjang.

“Mereka Diterjang Dampak Kemarau Panjang”

Oleh : John Doddy Hidayat

Garut News ( Selasa, 20/08 – 2019 ).

Semaraknya kemeriahan carnaval memamerkan ragam produk unggulan pertanian di Kabupaten Garut, pada helatan ‘Hari Krida Pertanian’ (HKP) 2019, Selasa (20/08-2019), bersamaan petaninya kehilangan penghasilan mencapai Rp70,9 Miliar.

Penyebab hingga 15 Agustus 2019 petani kabupaten setempat kehilangan penghasilan mencapai Rp70.896.721.775,- lantaran raibnya produksi 12.890.313 kilogram ‘Gabah Kering Giling’ (GKG) atau setara 9.023.219 kilogram beras.

Sangat besarnya kerugian petani tersebut, akibat kemarau panjang meranggas 2.756 hektare tanaman padi sawah, diperparah yang terancam kekeringan pun mencapai 3.006 hektare.

Kekeringan Paling Parah Menerjang Wilayah Kecamatan Malangbong Mencapai 359 Hektare.

Tersebar pada 276 desa di 40 wilayah kecamatan, hanya Kecamatan Bayongbong dan Cigedug masih belum terdampak kekeringan, meski di Bayongbong ada empat hektare terancam serta 14 hektare di Cigedug, ungkap mereka.

Dari 2.756 hektare itu, terdiri 1.469 hektare di antaranya puso atau gagal panen kehilangan produksi 8.697.949 kilogram GKG setara 6.088.564 kg beras bernilai Rp47.838.719.500,-

Kemudian 423 hektare rusak berat kehilangan produksinya 2.128.896 kilogram GKG setara 1.490.227 kg beras bernilai Rp11.708.925.525 dengan asumsi Rp5.500 harga setiap kilogram.

Disusul 530 hektare rusak sedang kehilangan produksi 1.569.065 kilogram GKG setara 1.098.345 kg beras bernilai Rp8.629.857.500,-

Serta 334 hektare rusak ringan kehilangan produksi 494.404 kilogram GKG setara 346.082 kg beras bernilai Rp2.719.219.250,-

Kekeringan meranggas 2.756 hektare tanaman padi sawah ini, milik sekitar 110.240 ‘kepala keluarga’ (KK) petani dengan asumsi setiap hektare dimiliki 40 petani termasuk didominasi petani gurem.

Mereka menghidupi 440.960 anggota keluarga dengan asumsi setiap KK petani bertotal empat anggota keluarga, yang kini berkondisi “kehilangan penghasilan”.  

“Menerjang Bawang, Cabai, Jagung, dan Kedelai”

Kekeringan akibat kemarau panjang juga menerjang komoditas bawang merah, cabai, jagung, dan kedelai.

Di Desa Tenjonagara Sucinaraja, terdapat 20 hektare tanaman bawang merah dilanda kekeringan masing-masing menyebabkan 10 hektare rusak berat, dan sedang.

Sedangkan pada tiga desa di Kecamatan Cisurupan, ada 13 hektare tanaman cabai rusak ringan diranggas kekeringan.

Kemudian kekeringan pun menerjang 1.567 hektare tanaman jagung tersebar pada 53 desa di 11 kecamatan, 1.113 hektare di antaranya gagal panen, 123 hektare rusak berat, 285 hektare rusak sedang, serta 46 hektare rusak ringan, terancam 429 hektare.

Seluas 313 hektare tanaman kedelai pada 14 desa di dua kecamatan juga kekeringan, 312 hektare di antaranya gagal panen, satu hektare rusak ringan, dan terancam satu hektare, katanya pula.

Upaya penanganan kekeringan tanaman padi sawah selama ini, di antaranya dengan menyelenggarakan gilir giling.

******* 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY