Gerak Cepat Basarnas

Gerak Cepat Basarnas

716
0
SHARE

Garut News ( Senin, 05/01 – 2015 ).

Ilustrasi. (Foto : John Doddy Hidayat).
Ilustrasi. (Foto : John Doddy Hidayat).

Kinerja Badan SAR Nasional dalam menangani kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501, yang jatuh di perairan Karimata, perlu diapresiasi.

Dalam sepekan, sudah banyak urusan yang tuntas, mulai dari menemukan serpihan pesawat hingga mengangkat puluhan jenazah.

Cara kerja Basarnas juga cukup transparan dan akomodatif terhadap bantuan negara lain.

Upaya Basarnas menemukan lokasi jatuhnya pesawat secara cepat mendapat pujian pula dari media asing.

Walaupun tantangannya berbeda, pers asing berusaha membandingkannya dengan proses pencarian pesawat MH370 milik Malaysia Airlines, yang hingga kini belum ditemukan.

MH370 dan AirAsia QZ8501 sama-sama hilang kontak dan sinyalnya tak terdeteksi. Bedanya, banyak misteri dan spekulasi seputar MH370, yang lenyap 10 bulan lalu, sehingga jangkauan pencariannya meluas.

Kerumitan pencarian MH370 membuatnya tak adil bila dijadikan pembanding pencarian AirAsia QZ8501 yang terbang dari Surabaya menuju Singapura.

Hanya, Basarnas tetap menunjukkan kinerjanya yang luar biasa karena tidak mudah mencari pesawat jatuh yang tidak memancarkan sinyal.

Cara Basarnas memaparkan setiap perkembangan juga melegakan keluarga penumpang dan mencegah media membuat pemberitaan yang simpang-siur.

Tragedi kecelakaan pesawat selalu memerlukan penanganan serius karena menyangkut nyawa manusia dan selalu menjadi sorotan dunia.

Sebanyak 155 penumpang plus 7 awak terbang bersama Airbus A320-216 milik AirAsia yang nahas itu. Hingga sekarang, lebih dari 30 jenazah telah diangkut Basarnas ke Surabaya dan sebagian sudah diserahkan kepada keluarganya.

Pencarian AirAsia QZ8501 yang cepat juga mencegah terjadinya ribut politik. Bayangkan, dua hari setelah pesawat ini hilang kontak, seorang politikus di Dewan Perwakilan Rakyat sudah berancang-ancang membentuk panitia kerja.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan, batas maksimal pencarian dalam suatu insiden adalah tujuh hari. Inilah yang dijadikan dasar.

Hanya, gertakan ini terlalu dini karena saat itu Basarnas sedang berusaha keras menelusuri lokasi jatuhnya pesawat AirAsia.

DPR kini tak perlu bereaksi karena pencarian pesawat AirAsia berjalan mulus. Dengan ditemukannya serpihan besar dari pesawat AirAsia itu oleh Basarnas, pencarian kotak hitam akan lebih mudah.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi akan lebih cepat pula mengungkap misteri di balik tragedi AirAsia QZ8501, kendati kecepatan ini bukan tuntutan wajib dalam dunia penerbangan.

Dalam banyak kasus, pencarian kotak hitam bisa memakan waktu bertahun-tahun karena lokasi jatuhnya pesawat yang sulit dijangkau.

Optimisme bahwa kotak hitam AirAsia QZ8501 bisa ditemukan muncul karena pesawat ini jatuh di laut yang dangkal-kedalamannya hanya 20-30 meter.

Dan Basarnas juga telah membuka diri untuk menerima bantuan tenaga serta peralatan pencarian yang canggih dari segala penjuru dunia.

********

Opini/Tempo.co

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY