Tiga Senjata Utama Hidup Bahagia

0
43 views
Jangan Lupa Bahagia, Mensyukurinya di D'Leuwi Kampung Panawuan.

11 May 2023, 03:30 WIB

Jangan Lupa Bahagia, Mensyukurinya di D’Leuwi Kampung Panawuan.

“Dalam hadis itu ada tiga hal utama yang harus jadi perhatian kita”

Oleh IMAM NAWAWI

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Tidaklah harta itu berkurang karena sedekah. Dan tidaklah Allah menambahkan terhadap orang yang suka memberi maaf melainkan kemuliaan, serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah melainkan Allah Yang Maha Perkasa lagi Mahamulia akan mengangkat derajatnya.” (HR Muslim).

Itulah pesan Rasulullah SAW kepada kita semua sebagai umatnya. Dalam hadis itu ada tiga hal utama yang harus jadi perhatian kita untuk selanjutnya jadi pemahaman dan karakter diri dalam mengisi kehidupan fana ini.

Kalau kita resapi lebih dalam, maka sungguh itu sebenarnya ibarat sebuah bekal atau bahkan senjata untuk menang dalam pertempuran hidup dunia guna memastikan diri selamat dunia dan akhirat.

D’Leuwi Memang Keren.

Dalam kata yang lain, siapa memegang senjata itu dengan baik dan tahu cara menggunakannya secara tepat, maka dia akan meraih kemenangan, kebahagiaan atas ridha Allah Ta’ala.

Sebaliknya, orang yang hidup tanpa bekal atau persenjataan yang memadai, maka dia akan sangat potensial terkalahkan sebelum bertempur melawan apa pun.

Berwisata Edukatif & Keluarga ke D’Leuwi.

Oleh karena itu, kita sering mendengar ungkapan bahwa musuh terbesar seseorang adalah hawa nafsu dalam dirinya sendiri. Tiga senjata itu adalah dalam rangka menguatkan diri agar tidak dikuasai oleh hawa nafsu, sehingga menjadi manusia kikir, pendendam, dan arogan.

Tiga senjata itu adalah dalam rangka menguatkan diri agar tidak dikuasai oleh hawa nafsu, sehingga menjadi manusia kikir, pendendam, dan arogan”

Tersedia Ruang Pertemuan Penting.

Alquran menerangkan bahwa amalan sedekah adalah ciri utama orang bertakwa. “Dan pada sebagian rezeki yang Allah berikan mereka menginfakkan.” (QS al-Baqarah: 3). Artinya, akan ringan hati seseorang melakukan sedekah kalau dia memang memiliki ketakwaan kepada Allah Ta’ala.

Memberi maaf adalah ciri utama orang bertakwa pula (QS Ali Imran: 134). Buya Hamka menerangkan, orang yang bisa memberi maaf adalah orang yang berakal. Karena orang berakal, menurut Buya Hamka, hidup untuk masyarakatnya, bukan mengobarkan egoismenya.

Tersedia Menu Masakan Halal, Pilihan Dapur Mang Oprek.

Sedangkan orang yang tawadhu adalah orang yang tidak mau hidupnya dibakar di atas tungku kesombongan. Semua perilaku zalim, aniaya, dan jahat tidak akan terjadi kecuali bersumber dari akar kesombongan.

Orang yang bisa memberi maaf adalah orang yang berakal. Karena orang berakal, hidup untuk masyarakatnya, bukan mengobarkan egoismenya”

Bertabur Alam Sekaligus Nikmati ‘Garoot Coffee’.

Oleh karena itu, kita harus selalu ingat bahwa iblis oleh Allah itu dibenci, dimurkai bukan karena kurang ilmu, tetapi karena kesombongannya. Dari kesombongan itulah iblis memilih jadi pembangkang (aba wastakbara).

Selanjutnya, kita bisa belajar dari sejarah Qarun, sosok yang gemar membaca Taurat, tapi sombong karena harta yang melimpah ruah. Allah tidak menyukai manusia yang sombong.

Camping Ground & Resto D’Leuwi Kampung Panawuan.

Qarun akhirnya Allah hukum dengan seketika ditelan bumi lengkap dengan semua harta kekayaan yang ia sombongkan.

“Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS an-Nisa’: 36).

Dan, kita bisa perhatikan dalam fenomena belakangan ini, bagaimana mereka yang atas nama kekuasaan, kekayaan dan jabatan, merasa diri selalu harus menang walaupun salah. Kemudian memilih bersikap aniaya, melawan hukum, dan menolak kebenaran.

Merekan Suara Alam.

Pada akhirnya, hukum tegak berdiri dan menjadikan orang-orang itu kehilangan semua yang disombongkan.

Hati mungkin baru menyadari, semua yang dilakukan selama ini tidaklah seharusnya ia jadikan karakter dalam kehidupan. Tetapi apa hendak dikata, nasi sudah menjadi bubur.

Mulai pangkat, jabatan, bahkan kekayaan semua terlucuti seketika. Anak dan keluarga tak terurus, jadi berantakan tidak karuan.

Ada Lemba Pendidikan Formal.

Semua itu adalah ibrah untuk kita ambil hikmah agar hidup tidak terseret pada kesengsaraan yang seperti itu.

Sungguh tidak ada jalan kebahagiaan dari sikap sombong, pelit dan memandang remeh orang lain.

Jadi, mari jalani hidup ini sesuai tuntunan Islam. Kalau kita ambil tiga poin dari nasihat Nabi SAW itu, insya Allah kita sudah memiliki senjata yang bisa membuat hidup kita terjamin bahagia, dunia, dan akhirat, insya Allah.

********

Republika.co.id/Ilustrasi Fotografer : Abah John.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here