Ilustrasi Fotografer : John Doddy Hidayat.
Garut News ( Rabu, 21/10 – 2015 ).

Beralibi sajikan hiburan pada masyarakat, Terminal Pameungpeuk di Desa Paas Kecamatan Pameungpeuk kini berubah menjadi arena pameran, dan hiburan rakyat.
Sehingga kegiatan diselenggarakan sekelompok masyarakat bekerjasama Forum Komunikasi Pimpinan kecamatan setempat tersebut, malahan menuai pro kontra di kalangan masyarakat.
Lantaran, dijadikannya terminal sebagai tempat berlangsungnya pameran dan hiburan, maka terminal semula menjadi tempat keluar masuk kendaraan angkutan penumpang umum, dan barang mendadak sontak menjadi berfungsi.

Kendaraan pun terpaksa diparkir sepanjang pinggir ruas Jalan Raya Pameungpeuk-Garut seputar pasar.
“Banyak kendaraan antara lain jenis elf diparkir di depan sekolah, dan kantor desa. Seperti depan SDN Paas 1, SDN Sinargalih 2, dan Lengkongpasir 2. Yang kita khawatirkan, kondisi seperti ini selain mengganggu lalu lintas, juga berpotensi mengancam keselamatan anak-anak sekolah. Apalagi, kabarnya pameran ini berlangsung sebulan,” ungkap salah seorang penduduk Jajang Sopyan, Rabu (21/10-2015).
Dikemukakan keheranannya Terminal Pameungpeuk dipilih menjadi lokasi penyelenggaraan pameran dan hiburan rakyat. Padahal di daerah itu cukup banyak tanah lapang bisa dijadikan tempat pameran, dan hiburan rakyat, imbuhnya.

Kepala Dishub Garut Wahyudijaya mengakui Terminal Pameungpeuk sementara ini dijadikan lokasi pameran, dan hiburan rakyat sejak Rabu (21/10-2015). Hal ini pun atas permintaan masyarakat sendiri bekerjasama Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan setempat.
Dijelaskan, diperbolehkannya Terminal Pameungpeuk menjadi tempat pameran, dan hiburan rakyat tersebut, selain atas permintaan masyarakat kerjasama Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan, juga karena kondisi terminal sendiri belum ideal, dan belum dapat difungsikan maksimal, katanya.
Rest Area-nya juga masih amburadul. Maka tak heran dalam kondisi normal sehari-hari pun tak semua kendaraan masuk terminal, melainkan berparkir di pinggir jalan depan sekitar terminal.
“Kegiatan ini kan ada setiap tahun. Kita perbolehkan hiburan rakyat di terminal jika memang tak menimbulkan gangguan pelayanan, dan lalu lintas, sesuai laporan petugas kita di sana. Apalagi waktunya tak lama. Hanya beberapa hari. Tetapi dengan adanya masukan masyarakat merasa keberatan, tentu ini jadi catatan dan perhatian kita mengevaluasinya. Terus terang ! Saya sendiri belum tahu persis kondisi eksistingnya di lapangan seperti apa,” katanya pula.
*******
Noel, Jdh.