
“Pengamatan di Tengah Pandemi Covid-19 Jelang Kemarau”
Garut News ( Ahad, 12/07 – 2020 ).
Manager dan seluruh 30 pengelola Taman Satwa Cikembulan Kadungora Garut, termasuk tenaga medis/para medis lembaga konservasi tersebut, mengajak wisatawan maupun pengunjung memotret perilaku satwa dari jarak jauh.
Lantaran berwisata sambil memotret dengan ragam jenis kamera, dan telepon genggam itu. Dipastikan bisa memberi banyak manfaat guna mengamati karakteristik satwa di tengah pandemi global coronavirus disease 2019 menjelang musim kemarau ini.

“Bahkan dapat meningkatkan keterampilan memotret sekaligus mewujudkan pribadi penyayang satwa,” imbuh Manager Rudy Arifin, SE kepada Garutnews di tengah kesibukannya mengawasi penerapan protokol kesehatan pada sekitar 600 pengunjung, Ahad (12/07-2020).
Dikatakan, setiap seluruh 448 populasi dari 113 spisies koleksi satwa yang dikelolanya secara umum rata-rata ‘Body Condition Score’/BCS antara 2,5-3,5 dari skala 5 (1= sangat kurus, 2=kurus, 3=sedang, 4=gemuk, 5=sangat gemuk).

Antara lain terwujud melalui upaya asupan sumber utama protein yang kian ditingkatkan kualitas pengembangannya.
Sehatnya seluruh koleksi satwa tersebut, juga dikemukakan Drh Aang Hasanudin yang khusus menangani peningkatan kesehatan mamalia, dan Drh Widya Chaerani menangani aves (beragam jenis burung).

Kedua dokter hewan itu, selama ini berkomitmen tinggi pada upaya peningkatan kualitas kinerja di bidangnya masing-masing bersama dua tenaga kesehatan satwa, masing-masing Riansyah Nugraha serta Dicky Dase.
Sehingga selain intens menyiapkan pakan berstandar gizi maupun bernutrisi, juga masif menyiapkan asupan multi vitamin, dan antara pemeriksaan darah guna mengetahui kualitas imunitas satwa, termasuk pemberian obat anti cacingan.

Sebagai antisipasi penularan wabah Covid-19 sekaligus menghadapi perubahan cuaca menjelang kemarau, di antaranya pula kerap melakukan penyemprotan cairan disinfektan yang tidak membahayakan bagi kesehatan satwa.
Rudy Arifin pun mengemukakan, belum membuka arena permainan anak-anak. Namun wabah coronavirus ini justru membawa berkah, sebab bisa memotivasi setiap seluruh pengelola Taman Satwa Cikembulan meningkatkan kualitas disiplin.
Berupa ketat menerapkan protokol medis, tak merokok di tempat umum seputar kawasan taman satwa, dan antara lain meningkatkan pengawasan terhadap pengunjung agar mereka senantiasa menjaga jarak.

Maka sejak dibukanya kembali bagi pengunjung, Ahad (21/06-2020), taman satwa satu-satunya di Provinsi Jawa Barat ini, secara super ketat mengaplikasikan protokol kesehatan.
“Membantu pemerintah mengedukasi para pengunjung supaya bisa menghempas kepanikan, tetapi tetap waspada terhadap bahaya kemungkinan terjadinya penularan wabah predator pandemi global Covid-19,” imbuh Rudy Arifin antara lain mengingatkan.
Pertama dibuka kembali, dikunjungi 500 wisatawan, Sedangkan keesokan harinya sepanjang, Senin (22/06-2020), terdapat 77 pengunjung dan kini rata-rata setiap harinya didatangi 100 pengunjung.
Kemudian pada, Ahad (28/06-2020), didatangi 420 pengunjung. Sedangkan Ahad pekan lalu didatangi berkisar 500-600 wisatawan.
Harga setiap tiket masuknya tetap seperti biasa Rp30 ribu dewasa, serta Rp20 ribu untuk anak-anak. Tak menerima kunjungan rombongan. Mobilitas keluar-masuk pengunjung beda pintu.
“Pada kondisi sekarang, tak hanya memburu banyak pengunjung. Melainkan ikut serta membantu pemerintah mengedukasi masyarakat sekaligus memerkenalkan kembali dibukanya Taman Satwa Cikembulan bagi pengunjung sebagai wahana edukasi”.
*******
Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat.