“Kasi SD Disdik Garut Minta Waktu Menyelidiki Materi Naskah Soal”
Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Senin, 16/05 – 2016 ).

Naskah soal mata pelajaran “Bahasa Indonesia” pada Ujian Sekolah SD/MI juga kemungkinan untuk Paket A dinilai sangat tak mendidik, dan “menyesatkan”.
Lantaran “terindikasi kuat” mendiskriditkan bahkan menghina, serta mencemarkan nama baik Taman Satwa Cikembulan di Kadungora Garut, Jawa Barat.
Menyusul pada naskah soal yang diujikan pada hari pertama, Senin (16/05-2016) tersebut, antara lain menyebutkan satwa pada lembaga konservasi itu, tak terpelihara dengan baik.

Manager Taman Satwa ini, Rudy Arifin, SE menyatakan sangat menyesalkan terdapatnya “kecerobohan” pihak pembuat soal, yang dinilainya menebar fitnah pada “memori” kalangan generasi muda kini mengikuti ujian sekolah tersebut.
“Bisa dinilai fitnah dan mencemarkan nama baik, sebab pihak pembuat soal sama sekali tak pernah mengonfirmasi mengenai prosedur kondisi pemeliharaan satwa dengan pihak pengelola Taman Satwa Cikembulan,” tandas Rudy Arifin kepada Garut News, Senin (16/05-2016) sore.
Padahal pihak pembuat soal, juga tak dijamin bisa mengetahui persis tentang indikator kondisi satwa yang terpelihara baik, maupun yang tak terpelihara, termasuk apakah mengetahui “standar operasional prosedur” (SOP) pemeliharaan satwa, ungkap Rudy Artifin pula dengan nada tanya.

Dikemukakannya, setiap seluruh satwa terancam langka yang dilindungi Undang-undang RI pada Taman Satwa Cikembulan merupakan milik Pemerintah RI, yang dititipkan pada lembaga konservasi ini.
Sedangkan yang memiliki kewenangan menentukan penilaian apakah satwa itu terpelihara maupun tidak, yakni institusi teknis dalam hal ini “Badan Konservasi Sumber Daya Alam” (BKSDA), bukan Dinas Pendidikan atawa Kementerian Pendidikan.
Taman Satwa Cikembulan pun, selama ini berbasiskan edukatif. Sehingga kerap memberikan ragam kemudahan bagi kalangan pelajar termasuk akademis setiap mereka berkunjung, dan melakukan penelitian ilmiah.
Tetapi mengapa, pembuat naskah soal malahan terindikasi memojokan Taman Satwa Cikembulan, satu-satunya Taman Satwa di Provinsi Jawa Barat, sesal Rudy Arifin.
Ex situ

Upaya pelestarian satwa, sebenarnya strategi terbaik melindungi populasi di habitat aslinya atau biasa disebut konservasi in situ. Kemampuan makhluk hidup beradaptasi lebih mudah secara alami.
Namun, dalam buku Melestarikan Alam Indonesia, pakar konservasi, Jatna Supriyatna, menyebut pelestarian secara in situ menjadi tidak cocok untuk spesies-spesies yang langka dan terancam punah, apalagi kalau populasinya di alam sudah sangat kecil dan hanya ditemukan individu-individu di luar habitatnya.
Jalan terakhir untuk menyelamatkannya dari ancaman kepunahan adalah dengan memelihara individu-individu tersebut dalam lingkungan buatan yang diawasi manusia atau secara ex situ. Kebun binatang salah satu bentuknya.

Di lingkungan yang terkontrol dan dibuat semirip mungkin dengan lingkungan aslinya, diharapkan spesies-spesies tersebut bisa hidup layak.
Bahkan, di beberapa lokasi, kebun binatang tidak hanya sebagai tempat pemeliharaan yang memperpanjang peluang hidup spesies-spesies langka tersebut, tetapi juga menjadi pusat penelitian dan penangkaran.
Pengembangbiakan tidak hanya memperbanyak populasi, tetapi juga memperbesar peluang untuk mengembalikan spesies-spesies tersebut ke alam atau dilepasliarkan.
Jaringan kerja sama antara kebun binatang yang satu dan lainnya juga menjadi solusi dalam proses pengembangbiakan ini.
Individu-individu yang sehat baik jantan maupun betina saling ditukarkan agar berpasang-pasangan sehingga harapan melakukan proses perkawinan tinggi.
Pertukaran satwa juga menjadi strategi untuk mengendalikan populasi di kebun binatang jika sudah berlebih serta penyebaran populasi. (Sains, Kompas.com).
“Kasi SD Disdik Garut Minta Waktu Menyelidiki Materi Naskah Soal”
Kepala Seksi Sekolah Dasar pada Disdik Kabupaten Garut, Ade Manadin, S.Pd, M.Pd mengatakan pihaknya minta diberi waktu menyelidiki naskah soal mata pelajaran Bahasa Indonesia, yang dinilai bermasalah tersebut.

Karena selain naskah soalnya dikerjakan pembuat soal dari provinsi, juga pihaknya kini sangat sibuk memonitor pelaksanaan ujian sekolah.
Pada penyelenggaraan US/M SD/MI serta Paket A itu, diagendakan berlangsung selama tiga hari sejak Senin (16/05-2016), kemudian susulannya pada 23, 24, dan 25 Mei mendatang.
Secara terjadwal hari pertama mata pelajaran Bahasa Indonesia, disusul hari kedua Matematika, serta hari terakhir mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), masing-masing berlangsung selama 120 menit dimulai pukul 08.00.
Dengan jumlah item Bahasa Indonesia 50, sedangkan Matematika dan IPA masing-masing 40 item berbentuk “multiple choice” (PG) serta jawaban berupa LJK (LJUS/M), dan Paket A.
Jumlah peserta US/M SD/MI tahun pelajaran 2015/2016 ini 55.240 siswa, terdiri 49.422 siswa SD dan 5.818 siswa MI dari 1.553 SD serta 247 MI, tersebar pada 42 wilayah kecamatan, dan empat kkm dalam 46 sub rayon.
Sedangkan peserta Paket A sebanyak 811 peserta pada 44 ruang di 11 PKBM, ungkapnya juga menambahkan pelaksanaan ujian sekolah hari pertama sesuai dengan perencanaan termasuk kecukupan distribusi naskah soal.
******