Sepasang Kakatua Papua Hadiahi 203 Tahun Garut

Sepasang Kakatua Papua Hadiahi 203 Tahun Garut

1303
0
SHARE

“Satu Di antara Sekitar 800 Spesies Apendiks I Berhasil Dibudidayakan Taman Satwa Cikembulan, Wakil Bupati Sangat Mengapresiasi Positip. Sehingga Bayi Kakatua Diberinya Nama ‘Visi’, Sedangkan Bayi Betina Orangutan Diberi Nama ‘Mojang'”

Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat

Garut News ( Ahad, 07/01 – 2016 ).

Bayi Kakatua, Masih Belum Diketahui Jenis Kelaminnya.
Bayi Kakatua, Masih Belum Diketahui Jenis Kelaminnya.

Sepasang Kakatua Jambul Jingga (Cacatua Silphurea) Asal Papua “menghadiahi” peringatan bersejarah hari jadi 203 Tahun Garut (16 Pebruari 1813 – 16 Pebruari 2016).

Lantaran salah satu satwa langka dilindungi Undang-undang RI dari sekitar 800 Spesies Berpredikat Apendiks I tersebut.

Berhasil Dibudidayakan Taman Satwa Cikembulan.

Manager lembaga konservasi itu, Rudy Arifin, SE katakan Kakatua Jantan berusia 18 tahun sedangkan betinanya 15 tahun, selama setahun mereka disatu kandangkan hanya mereproduksi satu telur.

Induknya Menjaga Ketat Sang Bayi.
Induknya Menjaga Ketat Sang Bayi.

“Alhamdullillah selama 50 hari, telur ini bisa menetas pada Jum’at beberapa pekan lalu, sehingga bayi Kakatua tersebut, masih belum diketahui jenis kelaminnya,” ungkap Rudy Arifin kepada Garut News, Ahad (07/02-2016).

Sejoli dari Ordo “Passittaciformes” berfamili “Passittacidae” asal provinsi paling Timur Indonesia itu, ternyata bisa memproduk satu telur kemudian berhasil menetas pada sarang, yang dikemas sesuai dengan habitat aslinya.

Berupa pohon enau yang dilubangi, dengan penjagaan ketat “Keeper” atawa pawang satwa ini, Edin Mulyadin, yang juga setiap hari senantiasa membersihkan kandang serta menyajikan konsumsi biji-bijian berupa jagung pipilan, kacang tanah, serta kwaci.

Edin Mulyadin Bersama Sarang Burung Kakatua.
Edin Mulyadin Bersama Sarang Burung Kakatua.

Hingga kini anak Kakatua yang menetas menjelang Peringatan Hari Jadi Garut tersebut, masih disuapi dan diasuh ketat induknya, sehingga masih sangat steril, ujar Rudy Arifin pula.

Meski menurutnya, pada “Long Weekend” selama tiga hari terakhir ini, mengundang decak kagum sedikitnya lima ribu pengunjung taman satwa satu-satunya di Provinsi Jawa Barat ini.

“Ketika salah satu macan tutul di taman satwa ini melahirkan, Bupati Garut H. Rudy Gunawan memberinya nama Si Bulan, barangkali sekarang Wakil Bupati dr H. Helmi Budiman berkenan memberi nama pada anak Kakatua Langka yang dilindung Undang-undang RI ini,” imbuh Rudy Arifin.

Wakil Bupati dr H. Helmi Budiman antara lain mengemukakan apresiasi terhadap eksistensi Taman Satwa Cikembulan, sehingga memberi nama anak burung Kakatua, serta bayi betina orangutan.

Yang selama ini berhasil dibudidayakan lembaga konservasi tersebut.

"Mojang" Diasuh Induknya.
“Mojang” Diasuh Induknya.

Apalagi kehadiran warga baru anak Kakatua itu, menjadikan Taman Satwa Cikembulan sekarang memiliki koleksi bertotal populasi satwanya sekitar 568 ekor pada 114 spisies, ungkap Wabup Helmi Budiman.

Pemberian Nama Visi, lantaran burung memiliki mata yang tajam juga suara yang bisa mirip manusia. Sehingga agar Masyarakat Garut memiliki visi yang menjadi komitmen bersama, “Garut Bermartabat, Nyaman, Sejahtera”.

Sedangkan Nama Mojang, sebab juga terdapat kawasan hutan yang harus kita jaga kelestariannya pada Wilayah Garut-Bandung.

Yaitu “Kamojang,” imbuh Wabup Helmi Budiman, yang berencana segera berkunjung di Taman Satwa Cikembulan.

********

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY