20 May 2023, 03:30 WIB

“Zikir kepada Allah SWT sudah selayaknya menjadi kebiasaan orang beriman dan berharap akan rahmat-Nya”
Oleh FAJAR KURNIANTO
Di antara amal mulia yang diajarkan Rasulullah SAW kepada kita adalah senantiasa berzikir kepada Allah SWT atau zikrullah selama kita masih hidup. Dalam hadisnya, Nabi SAW menyebutkan keutamaan berzikir ini kepada para sahabatnya.
“Maukah kalian aku beri tahu tentang amal kalian yang paling baik, paling diridhai oleh Tuhan kalian, paling bisa mengangkat derajat kalian, lebih baik bagi kalian daripada kalian diberi emas dan perak, dan lebih baik daripada kalian bertemu musuh kalian dalam peperangan (jihad di jalan Allah)?” Mereka bertanya, “Apakah itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Zikrullah.” (HR Ibnu Majah).
Kata “zikr” (zikir) menurut bahasa artinya mengingat. Zikrullah dengan demikian artinya mengingat Allah. Mengingat di sini tidak semata-mata mengingat nama-Nya dalam hati, tetapi juga mengucapkannya dengan lisan.

“Zikrullah dengan demikian artinya mengingat Allah. Mengingat di sini tidak semata-mata mengingat nama-Nya dalam hati, tetapi juga mengucapkannya dengan lisan”
Karena itu, ada dua jenis zikir, yakni zikir dengan hati dan zikir dengan lisan. Dua-duanya oleh Rasulullah SAW dianjurkan untuk dilakukan. Dalam Alquran, Allah SWT dengan tegas memerintahkan orang-orang yang beriman untuk banyak berzikir.
“Wahai orang-orang yang beriman, berzikirlah kalian kepada Allah dengan zikir yang banyak.” (QS al-Ahzab [33]: 41).
Imam ath-Thabari dalam Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil Ay al-Qur’an menafsirkan bahwa melalui ayat ini Allah SWT menyeru manusia yang membenarkan Allah SWT dan Rasul-Nya untuk banyak berzikir kepada Allah SWT dengan hati, lisan, dan anggota badan.
Kita jangan sampai mengosongkan anggota badan kita dari zikir, dalam setiap kondisi yang mampu kita lakukan, apa pun dan bagaimana pun.
Kita diperintahkan untuk banyak berzikir, karena zikir memiliki banyak keutamaan. Pada hadis di atas, Rasulullah SAW menyebutkan setidaknya ada lima keutamaan berzikir.
“Pada hadis di atas, Rasulullah SAW menyebutkan setidaknya ada lima keutamaan berzikir”
Pertama, zikir termasuk amal yang paling baik. Kedua, zikir termasuk amal yang paling diridhai Allah SWT. Ketiga, zikir termasuk amal yang paling bisa mengangkat derajat kita, terutama di akhirat kelak.
Keempat, zikir termasuk amal yang paling baik melebihi emas dan perak (harta kekayaan) yang kita berikan kepada orang lain. Kelima, zikir termasuk amal yang lebih baik daripada berperang (jihad di jalan Allah).
Ada bermacam-macam kalimat zikir, dari yang panjang hingga yang pendek. Zikir yang pendek, misalnya, mengucap tahlil (la ilaha illallah), tahmid (alhamdulillah), tasbih (subhanallah), takbir (allahu akbar), dan istighfar (astaghfirullah).
Zikir-zikir ini pendek dan mudah diucapkan dan diistiqamahkan dalam kehidupan kita. Daripada mengucapkan kata-kata tak baik, tak berguna, bahkan kotor, jauh lebih baik dan lebih mulia adalah mengucapkan kalimat-kalimat pendek ini sehingga kita bisa meraih setidaknya lima kemuliaan yang disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam hadis di atas.
Oleh karena itu, zikir kepada Allah SWT sudah selayaknya menjadi kebiasaan orang beriman yang mencintai Allah SWT dan berharap akan rahmat-Nya. Dengan zikir itu, kita tak hanya akan terus ingat Allah SWT yang berarti diri kita secara lahir dan batin, tetapi kita juga akan terus terkoneksi dengan Allah SWT dan dekat dengan-Nya.
“Siapa yang mencintai sesuatu, maka ia akan banyak menyebut-nyebutnya.
Zikir itu adalah bentuk cinta kita kepada Allah SWT. Dalam pepatah Arab dikatakan, “Siapa yang mencintai sesuatu, maka ia akan banyak menyebut-nyebutnya.”
Rasulullah SAW dalam hadis lain bahkan sampai menyuruh kita untuk banyak berzikir hingga orang lain menyangka kita gila, “Perbanyaklah berzikir hingga orang lain menyangkamu gila.” (HR Ahmad).
Wallahu a’lam.
*******
Republika.co.id/Ilustrasi Fotografer : Abah John.