Garut News ( Rabu, 23/04 – 2014 ).

Populasi pasien gangguan jiwa pada RSU dr Slamet Garut semakin meningkat sejak beberapa pekan ini.
Mereka berdatangan sekadar berkonsultasi, atawa berobat.
Kepala Subag Informatika RSU tersebut, Ade Sunarya, katakan rata-rata jumlah pasien berkunjung mencapai 30 setiap hari, padahal sebelumnya sekitar 10 per hari.
Kunjungan mereka itu, terutama melonjak setiap hari kerja praktek spesialis ahli gangguan jiwa pada Selasa, dan Jumat, katanya.
“Namun perlu dicatat, gangguan jiwa ini bukan berarti gila atawa hilang ingatan. Tetapi penyakit kejiwaan, bisa berupa stres, insomnia, dan lainnya,” ungkap Ade, Selasa (22/04-2014).
Peningkatan jumlah kunjungan pasien gangguan jiwa itu, katanya pula, terjadi terutama sejak menjelang Pileg 2014.
Ditanya latar belakang pasien atawa penyebab gangguan jiwa ini, Ade tak memerincinya.
Begitu pun kemungkinan di antara mereka terdapat Caleg gagal terpilih pada Pileg 9 April lalu.
“Kalaupun ada Caleg, rasanya tak mungkin keluarganya mengatakan pasien konsultasi atawa berobat itu Caleg. Kalaupun ada Caleg stres, kemungkinan bukan berobat di Garut,” kilahnya.
Dikemukakan, kebanyakan pasien gangguan jiwa berkunjung hanya mengalami gangguan jiwa ringan, seperti stres atawa insomnia.
Kembali ditanya adanya pasien diduga mengalami gangguan jiwa berat kabur dari perawatan RSU, Ade mengakui kejadian tersebut sempat mengagetkan petugas rumah sakit, dan membuat heboh warga kawasan kota Garut.
Lantaran, pasien pria tanpa identitas korban tabrak lari di Kecamatan Bayongbong itu, melarikan diri tanpa sepengetahuan petugas saat masih perawatan di ruang Topaz RSU dr Slamet Garut, Selasa (22/04-2014) siang.
Warga di kawasan Garut Kota pun sempat geger melihat pasien masih mengenakan seragam rumah sakit warna hijau itu berjalan-jalan di tengah keramaian pusat kota.
******
Noel, JDH.