Garut News ( Rabu, 05/03 – 2014 ).
Lantaran, Rudy menyebutkan kata ‘cag’ sebagai penutup pidato sambutan berbahasa Sunda, sekaligus menandai dimulainya helaran budaya tersebut.
Padahal kata ‘cag’ merupakan pengantar menyimpan atawa menunda sesuatu garapan.
Rudy katakan pelbagai kegiatan hiburan, dan atraksi budaya hari itu digelar sebagai tontotan menghibur masyarakat Garut sebagai rangkaian dari kegiatan Hari Jadi ke-201 Garut.
Diharapkan tahun ini dimulainya kebangkitan Garut menjadi lebih baik, dan terlepas dari status daerah tertinggal di Jawa Barat, katanya.
Ribuan masyarakat tumplek pada sepanjang ruas jalan dilalui peserta Gebyar Budaya.
Bersamaan Gebyar Budaya, pada hari itu pun digelar pembukaan Pameran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) kabupaten setempat, Mlenik Maumeriadi menyatakan, helaran kesenian itu diikuti pula sebanyak 30 kesenian unggulan tradisional Garut, dan dari lima kabupaten/kota di Jabar, serta dari tujuh provinsi di Indonesia.
“Kelihatannya sih meriah, sebab pesertanya cukup banyak. Namun secara umum, cenderung monoton. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Herdiana(48), penduduk Kelurahan Lebak Agung Karangpawitan.
*****
Noel, JDH.