Garut News ( Selasa, 05/08 – 2014 ).
Merebak-maraknya wisatawan berdatangan pada sejumlah objek wisata di Garut, Jawa Barat, selama liburan panjang Lebaran.
Ternyata tak hanya memberi kontribusi pendapatan asli daerah (PAD), melainkan juga berakibat banyak sampah berserakan.
Selain lantaran kurangnya kesadaran para wisatawan, banyaknya sampah juga kurangnya sangat fasilitas tempat pembuangan sampah di kawasan objek wisata itu.
Kebanyakan sampah dibiarkan di kawasan objek wisata, berupa sisa makanan serta bekas bungkus makanan, dan minuman berbahan plastik dan kertas.
Banyaknya tumpukan, dan tebaran sampah bekas pengunjung seperti terpantau di kawasan objek wisata Situ Bagendit Banyuresmi, Gunung Cikurai, TWA Talaga Bodas, dan tempat pemandian air panas di Cipanas Tarogong Kaler.
“Dari sejumlah tempat wisata dikunjungi, kondisi sampah tak terurus. Berserakan di mana-mana. Waktu saya dan keluarga ke Bagendit mau gelar tikar di hutan kota, kita kudu bersih-bersih dulu sebab banyak sampah bekas pengunjung lain,” kata Nurtanti 32), penduduk Tarogong Kidul, Senin (04/08-2014).
Ungkapan senada dikemukakan Hidayat(56), warga Samarang.
Dia menilai keberadaan sampah sangat mengganggu kenyamanan wisatawan.
Bahkan hutan Gunung Cikurai diserbu para pendaki pun tak luput tumpukan sampah sisa para pendaki asal pelbagai daerah.
“Memang masalah itu belum menjadi perhatian khusus kita. Tetapi kita berharap penanganan sampah di tempat wisata dikelola pengelola objek wisata setempat, termasuk Kompepar (Kelompok Pemerhati Pariwisata). Belum ada angkutan sampah ke sana,” kata Kepala Disbudpar kabupaten setempat, Mlenik Maumeriadi.
Kepala UPTD Bagendit Heri Restu Heryana katakan, sebetulnya pihaknya berupaya menangani persoalan sampah itu.
Hanya terbentur kurangnya sarana tempat pembuangan sampah.
“Kita juga kesulitan pembuangannya sebab tak ada TPS. Tetapi mungkin nanti untuk sampah liburan Lebaran ini kita minta bantuan Dinas Kebersihan, meski mengeluarkan biaya angkut,” katanya.
Kepala Dinas Kebersihan Lingkungan Hidup dan Pertamanan (DLHKP), Aji Sukarmaji mengakui persoalan sampah di kawasan wisata belum menjadi perhatian khusus.
******
Noel, JDH.