“Terealisasi 89,65 Persen Sehingga Terjadi Gap 10,35”
Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Selasa, 12/01 – 2016 ).

APBD Kabupaten Garut termasuk APBD perubahan pada tahun anggaran 2015 mencapai Rp3.725.596.591.093 di antaranya terdiri belanja langsung dan tak langsung.
“Ternyata capaian kinerja penyerapannya hingga akhir Desember 2015 terealisasi 89,65 persen atawa terjadi Gap 10,35”
Sehingga dana yang tak terserap tersebut, mencapai Rp385.593.559.837 lantaran yang bisa direalisasikan Rp3.340.003.031.256.

Didesak pertanyaan Garut News di ruang kerjanya, Selasa (12/01-2016), Kepala Subag Evaluasi dan Pelaporan pada Bagian Administrasi Pembangunan Setda kabupaten setempat Dede Kusnadi, SE, M.SE katakan, para pengguna anggaran ini terdiri 35 SKPD termasuk Sekwan DPRD dan Setda. Kemudian 42 kecamatan di wilayahnya.
Kembali didesak pertanyaan mengenai penyebab tak bisa memenuhi target seratus persen, Dede Kusnadi mengemukakan kendalanya terdapat pada masing-masing SKPD.
“Juga tak disebutkan institusi paling banyak tak bisa menyerap dana APBD tersebut”
Tetapi dia katakan, dana APBD 2015 yang tak terserap mencapai Rp385,593 miliar lebih itu pun bisa menjadi “Silpa” (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran).

Meski nilainya masih belum diketahui sebab bakal dikurangi jika terdapat pendapatan dari APBD 2015 yang mungkin tak terealisasi, katanya.
Namun telisik investigasi tim liputan Garut News antara lain menunjukkan, Dinas Kesehatan dan RSU dr Slamet Garut “terindikasi kuat” paling banyak tak bisa menyerap anggaran.
Bahkan kini juga diperkirakan terdapat realisasi DPA luncuran 2015, antara lain berupa pengaspalan berkonstruksi hotmix sepanjang satu kilometer lebih pada lintasan ruas badan Jalan A. Yani, serta Ciledug.
Kian gencar dikerjakan antara lain sejak Senin (11/01-2016) malam hingga keesokan harinya yang digarap PT. TM.

Kepala Dinas Bina Marga Eded K. Nugraha saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Selasa, yang bersangkutan sedang tugas luar, namun dikabarkan pada Selasa pagi dia pun sempat melakukan pengawasan pengerjaan pengaspalan hotmix ini.
Namun Kepala UPTD Bina Marga Garut Kota, Yana Suryana di lapangan mengatakan, proses pengawasan yang dilakukannya agar terjamin kualitas pengerjaannya sesuai yang direncanakan.
Sedangkan diluncurkannya pada awal 2016 dinilai tak menyalahi peraturan, lantaran sebelumnya terganjal ragam kendala termasuk giliran menunggu jadwal penggunaan piranti pengaspalan hotmix, katanya antara lain.

Jajarannya pun juga bekerja sosial membenahi sekaligus membersihkan tumpukan sampah pada drainase seputar Bundaran Jalan Guntur.
Serta pada banyak titik lokasi lain di wilayah kerjanya, yang sempat menimbulkan luapan air membanjiri pinggiran badan jalan, ungkapnya menambahkan.
**********