“Sangat Disesalkan Dana Rp385,593 Miliar Lebih Tak Terserap”
Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Rabu, 20/01 – 2016 ).

Merefleksi hari jadi ke- 203 tahun Garut (16 Pebruari 1813 – 16 Pebruari 2016) termasuk dua tahun pemerintahan Bupati Rudy Gunawan. Selaku pemangku mandat dari rakyat, ternyata dinilai masih belum bahkan tak menunjukan “kedewasaan” pada proses pembangunan di kabupaten ini.
Padahal Garut itu, di usianya jauh lebih tua daripada Kemerdekaan RI. Sepatutnya bisa menjadi kabupaten yang lebih dewasa, matang, serta termaju di dalam pelbagai aspek ketimbang kabupaten lainnya di Provinsi Jawa Barat.
Tetapi malahan berkondisi “Indek Pembangunan Manusia” (IPM) 62,23 maupun hanya bertengger kedua dari bawah pada 27 kabupaten/kota di provinsi ini.

Demikian lantang dikemukakan H. Dadang Johar Arifin, MM kepada Garut News di ruang kerjanya, Rabu (20/01-2016), juga memertanyakan capaian kualitas kinerja pemegang mandat rakyat, “mengapa Garut berkondisi di belakang, yang semestinya ada di garda terdepan,” tandasnya.
Apapun alibinya, namun dia pun sangat menyesalkan dana APBD murni termasuk perubahan tahun anggaran 2015 senilai Rp3,725 triliun lebih, terdapat Rp385,593 miliar lebih di antaranya tak terserap.
Lantaran tak terserapnya dana Rp385,593 miliar lebih tersebut, menunjukan pula ketakmampuan mewujudkan capaian kinerja penyerapan anggaran pembangunan dari penyelenggara pemerintahan kabupaten setempat.
Padahal terdapat “Rencana Pembanguna Jangka Menengah Daerah” (RPJMD) yang diimplementasikan pada setiap tahun anggaran dengan ragam regulasinya, di antaranya melalui Rakorbangda mulai tingkat desa, kecamatan hingga tingkat kabupaten, ungkap Dadang Johar Arifin, juga Kepala SMKN 1 Garut.
Pertanyaannya, kata dia, apakah proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, serta evaluasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan itu, selama ini bisa berjalan maksimal…?
Apakah pula, selama ini masif disosialisasikan hingga pada tataran pemerintahan setiap wilayah kecamatan bahkan sampai ke desa, dengan melibatkan peran aktif partisipasi masyarakatnya masing-masing….?
Dipastikan walahualam bi sawab, tegas Dadang Johar Arifin pula.

Sebab Garut juga diperparah kondisi “Laju Pertumbuhan Ekonomi” (LPE) 2014 melorot 0,14 digit atawa 4,81 dibandingkan LPE 2011 bisa bertengger pada 4,95.
Sedangkan “Gini Ratio” maupun indek kesenjangan pendapatan masyarakat (perbedaan kaya-miskin) di Kabupaten Garut pada akhir 2014 mencapai 0,330. Atau meningkat dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, masih bertengger pada angka 0,309.
Gini ratio atau koefisien Gini adalah ukuran ketidakmerataan alias ketimpangan ekonomi di sebuah negara/daerah. Koefisien itu terentang dari angka 0 (pemerataan sempurna) hingga 1 (ketimpangan sempurna). Semakin besar angka Gini, semakin menganga kesenjangan ekonomi di sebuah negara/daerah.
Dalam pada itu, pada penghujung tahun atawa selama rentang waktu hingga akhir Desember 2015 lalu, terdapat temuan terbaru dua kasus HIV/AIDS di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Kedua lelaki berusia produktif dari populasi “Laki Seks Laki” (LSL) tersebut, masing-masing berdomisili di wilayah Kecamatan Cikajang diketahui terinfeksi AIDS, kemudian yang bermukim di Bayongbong terinfeksi HIV. Sehingga total kasus itu di kabupaten ini menjadi 437 HIV/AIDS.
Dari total 437 kasus tersebut tersebar pada 29 dari 42 wilayah kecamatan di kabupaten nya. Mereka terdiri 129 terinfeksi HIV, 308 AIDS, 163 meninggal dunia lantaran kasus itu. Sedangkan yang terafi ARV 227.
Dari 308 terinfeksi AIDS meliputi 201 laki-laki dan 107 perempuan, disusul 129 terinfeksi HIV masing-masing 86 laki-laki serta 43 perempuan.
Mereka pun dari kelompok umur kurang satu tahun hingga 60 tahun lebih, dengan faktor resiko SLL 26 kasus, waria 14 kasus, Wanita Pekerja Seks/WPS ada dua kasus, IDU’s/Penasun 184 kasus, HRM (Pria Resti) 56 kasus.
Disusul Pasangan “Resti” (resiko tinggi) terdiri perempuan 129 kasus, dan laki-laki enam kasus, perinatal/anak 15 kasus, serta yang tak terindentifikasi terdapat lima kasus.
Terbanyak di wilayah Kecamatan Garut Kota ada 146 kasus meliputi 111 terinfeksi AIDS, dan 35 kasus HIV,
Karena itu pada 203 tahun hari jadi Garut, sangat tertumpu asa atawa harapan ke depan, bisa dimilikinya sosok pemangku mandat dari rakyat, yang teruji profesional, dewasa, Arif, bijak, serta dapat dimilikinya sosok pemangku mandat dari rakyat yang tidak kekanak-kanakan.
Dadang Johar Arifin juga kembali mengingatkan, jangan terlalu sering ke luar negeri dengan ragam alibi dan pembelaan diri, melainkan paling baik pikirkanlah nasib rakyat di kabupaten ini, imbuhnya dengan nada ketus, dan sinis.
Meski demikian Pimpinan dan keluarga Besar Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMKN 1 Garut dikomandani H. Dadang Johar Arifin, MM menyampaikan Dirgahayu Hari Jadi ke-203 Garut
2015.
Semoga hari esok lebih elok daripada hari ini, Amien ya Rabbal Allamien.
*****