
“Ceria Jum’at Berkah Jelang Lebaran Idul Fitri”
Garut News ( Jum’at, 22/05 – 2020 ).
Ratusan kilogram beragam jenis ikan air tawar yang selama ini dibudidayakan pada balong maupun kolam Ponpes/Kuttab Tahfidz Qur’an Modern Digital Yadul ‘Ulya Garut, diburu warga Kampung Panawuan Sukajaya Tarogong Kidul.
Mereka terdiri anak-anak, dewasa hingga kalangan orangtua dengan ceria menikmati Jum’at Berkah (22/05-2020) pada dua hari menjelang Lebaran Idul Fitri 1441 H, bersama turun ke balong bebas menangkap ikan dengan tangan.

“Sesuai keterampilan masing-masing dapat mengambil ikan sebanyak-banyaknya, namun permukaan airnya pun perlahan disurutkan,” ungkap Pimpinan Yayasan Tahfidz Qur’an Garut, M. Angga Tirta.
Helatan yang digelar seusai Shalat Jum’at tersebut, antara lain dimaksudkan menyajikan keberkahan bagi masyarakat sehingga mereka bisa menikmati konsumsi asupan ikan saat berbuka puasa maupun untuk makan sahur.

Lebih mengutamakan penduduk sekitar pesantren, lantaran selama ini pun berperan serta menjaga dan memelihara kondusivitas lingkungan, bahkan mendukung penuh keberadaan lembaga pendidikan keagamaan ini.
Meski kegiatan bhakti sosial lainnya, juga kerap diperuntukan bagi kaum dhuafa lainnya antara lain berupa pembagian makanan Jum’at Berkah, takjil berbuka puasa, serta pembagian nasi kotak bagi pengemudi becak serta ojek.

Sedangkan makna lainnya berupa bentuk ajakan kepada kaum dermawan maupun kalangan masyarakat berkemampuan sosial ekonomi mapan, untuk bersama-sama membangun semangat berbagi.
“Terutama pada kondisi saat ini, yang masih dibayangi kemelut bahayanya wabah predator coronavirus disease Covid-19 dengan banyak dampak ditimbulkannya, maka diperlukan ragam upaya meringankan beban masyarakat terdampak,” imbuh M. Angga Tirta pula.

“Tiada hari tanpa berbagi,” ungkiapnya pula antara lain menambahkan.
Penduduk Panawuan termasuk Muhammad Fadillah Hidayatullah antara lain harapkan, keberkahan pun hendaknya senantiasa bisa diraih Ponpes Yadul ‘Ulya yang selama ini dinilai konsisten lebih mengutamakan adab dan budi pekerti.

Kemudian pendidikan keilmuan Agama Islam, termasuk secara nyata mengedukasi para santri untuk belajar kewirausahaan mandiri dengan memaksimalkan potensi sumberdaya yang tersedia.

“Kemandirian ekonomi pesantren inilah yanbg juga memerlukan dukungan beragam kalangan,” ungkap lulusan SMAN Panawuan ini.

*******
Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat.