Garut News ( Selasa, 26/08 – 2014 ).

Sejak dua bulan terakhir, hampir setiap hari kantor Dinsosnakertrans Kabupaten Garut marak didatangi para pencari kerja.
Mereka berdatangan mendaftar mendapatkan kartu angkatan kerja (Ak1).
Lantaran banyak lulusan baru dari lembaga pendidikan perguruan tinggi atawa SMA pada akhir tahun ajaran beberapa waktu lalu, serta banyaknya lowongan kerja PNS beberapa kementerian/lembaga pemerintah.
Dinsosnakertrans setempat mencatat sejak Januari hingga akhir Agustus, jumlah pencari kerja pemegang kartu AK1 atawa lebih dikenal dengan sebutan kartu kuning mencapai 10.229.
“Memang ramainya terutama sejak dua bulan terakhir. Mungkin terdapat pembukaan CPNS di pemerintah daerah maupun beberapakementerian. Padahal sebenarnya AK1 ini diperlukan nanti sesudah dipastikan lulus tes, maupun diterima menjadi calon pegawai,” ungkap Kepala Seksi Penata Tenaga Kerja, R Adjeng H, Senin (25/08-2014).
Ironisnya, keberadaan AK1 belakangan cenderung diabaikan masyarakat.
Menyebabkan, pemantauan terhadap serapan tenaga kerja sulit dilakukan akurat. Apalagi kebanyakan pemegang kartu AK1 tak melaporkan ke dinas meski diterima bekerja.
“Jangankan mensyaratkan SK1, perusahaan di Garut juga belakangan bahkan banyak tak mengumumkan lowongan kerja. Cukup informasi dari mulut ke mulut, atawa lebih ke hubungan keluarga. Mungkin juga lantaran sekarang sistem bursa kerja lebih banyak sistem online, sehingga banyak mengabaikan pentingnya AK1,” kata Adjeng.
Padahal, kepemilikan kartu AK1 bagi pencari kerja diperlukan bukan hanya bisa disalurkan bekerja di instansi pemerintah atau perusahaan melainkan pengantar agar pencari kerja bisa diarahkan membuka lapangan kerja wiraswasta, sesuai bakat, minat, dan kemampuan.
Sesuai pula Undang Undang RI Nomor 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, katanya.
“Ini terutama bagi mereka tak berminat menjadi PNS dan tak memiliki skill khusus bekerja di perusahaan tertentu. Sebab sebenarnya saat pencari kerja memohon kartu AK1 itu kan ada wawancara. Di sana kita bisa tahu minat, bakat, dan kemampuan cocoknya disalurkan ke mana. Apakah pekerja, usaha, atawa wiraswasta,” imbuh Adjeng.
******
Noel, Jdh.