Garut News ( Sabtu, 19/07 – 2014 ).

Foto berita akhir pekan ini, kembali menampilkan fenomena dinamika rutinitas keseharian komunitas Anjal di Kota Garut dan sekitarnya, pada sepakan menjelang Lebaran Idul Fitri.
“Anak Jalanan” (Anjal) kota Garut, Jawa Barat, dan sekitarnya menjelang sepekan Lebaran Idul Fitri 1435 H/2014, kian merebak marak mengamen di atas moda “angkutan kota” (angkot).

Anjal pengamen tersebut, ironinya kerap mengganggu para penumpang, lantaran acap memaksa meminta uang.
Selain menjengkelkan, juga banyak di antara Anjal pengamen berpenampilan lusuh dan menimbulkan aroma tak sedap.
Mereka mengamen di atas moda Angkot, atawa jenis kendaraan penumpang umum lainnya, sambil “teler” atawa mabuk lem aica aibon, sebab mengamen sambil “ngelem”.

Sebelumnya, para Anjal ini berkumpul dan kongkow-kongkow di terminal, Bundaran Tarogong, serta pada beberapa titik lokasi seputar komplek Pasar Ciawitali Guntur.
Selain itu, juga menyebar di Alun-Alun Garut.
Namun sejauh ini pula, nyaris tak ditanggulangi atawa ditangani serius oleh institusi teknis terkait, seperti Dinsosnakertrans kabupaten setempat.

Padahal, para Anjal ini merupakan aset bangsa yang terdapat di Kabupaten Garut, mereka pun umumnya berusia produktif.
Sangat perlu mendapatkan pembinaan, bahkan perlindungan dari negara.
Agar bisa memiliki masa depan, mandiri atawa minimal bisa bermanfaat bagi dirinya sendiri.
******
Esay/ Foto :
John Doddy Hidayat.