Potensi Amazing Garut Terkunci Terjangan Badai Covid-19

0
68 views
'Selamatkan Jiwa Kami/Save Our Souls (SOS)'
Sangat Diharapkan Kepedulian Pemerintah, dan Para Pihak.

‘Selamatkan Jiwa Kami/Save Our Souls (SOS)’

Garut News ( Senin, 27/04 – 2020 ).

Taman Satwa Cikembulan Kadungora selama ini memiliki potensi ‘Amazing’ maupun mengagumkan dimiliki Kabupaten Garut, kini berkondisi semakin terkunci terjangan corona menjadi pandemi wabah Covid-19.

Mengakibatkan kian membahayakan koleksi 435 satwanya termasuk yang dilindungi Undang-Undang RI, mereka sekarang menyiratkan asa ‘Selamatkan Jiwa Kami/Save Our Souls (SOS)’.

“Seperti halnya Marconi dalam sebuah pelayaran mengirimkan kode Morse-nya karena diterjang badai,” ungkap Manager Operasional Lembaga Konservasi tersebut Rudy Arifin, SE kepada Garut News, Ahad (26/04-2020).

Dikemukakan, praktis selama penutupan sama sekali tak ada pemasukan finansial selain mengandalkan tabungan tersedia yang juga tidak banyak.

Sehingga jika Pandemi Covid 19 ini masih mewabah atau terus-menerus berlangsung lama, maka dipastikan banyak satwa menjadi terlantar pemenuhan pakannnya.

“Kecuali apabila terdapat perhatian maupun bantuan pemerintah atau para pihak lainnya,” imbuh Rudy Arifin.

“Kami sejak awal Maret tak lagi menerima pengunjung,” ungkapnya pula.

Padahal zona satu-satunya taman satwa di Provinsi Jawa Barat itu, kian terbaring bisu pada areal seluas lima hektar berpopulasi 435 satwa termasuk beragam jenis mamalia, aves, dan reptil.

Juga berkoleksikan lima Macan Tutul, satu Harimau Sumatera, enam Orangutan, satu Beruang Madu, delapan Singa Afrika, serta pelbagai jenis populasi lainnya.

Hanya untuk pemberian pakan macan tutul, manajemen harus ngorek kocek dalam mencapai Rp20 juta per bulan sebab harus membelikan daging konsumsi mereka.

Maka pada kondisi tutup seperti sekarang, menyebabkan tabungan tersedia selama ini menjadi terkuras habis.

“Meski kami bertahan sebisa mungkin, tetapi jika wabah pandemi Covid-19 berlangsung lama, kami tak sanggup bertahan”, ungkap Rudy. Sebab pengeluaran setiap bulannya mencapai Rp220 juta.

Kendati manajemen pun terpaksa melakukan perumahan karyawan guna mengurangi beban gaji selama ini dibayarkan per bulannya.

Dikatakan Rudy Arifin, dalam kondisi normal memiliki 30 karyawan sejumlah. Namun kini hanya memekerjakan sekitar 15 karyawan, yang wajib tetap masuk karena harus menjaga keberlangsungan kesejahteraan satwa senantiasa dirawat, dan diberi pakan.

“Kami sangat berharap ada perhatian pemerintah, lantaran satwa dilindungi yang ada adalah milik Pemerintah”, ujarnya mengingatkan.

“Selama situasi normal, tak pernah mengeluh mengenai biaya operasional untuk satwa, namun kasus Covid 19 ini benar-benar menjadikan kami berpikir, dan bekerja super keras untuk bertahan,” ujarnya pula.

Apabila terjangan tsunami wabah Covid-19 ini berlangsung lama, benar- benar menyerah dan tak sanggup lagi bertahan mengelola satwa milik negara. Diprediksikan hanya bisa bertahan hingga juni 2020.

Diharapkan, kasus Covid-19 bisa segera berakhir, sehingga taman satwa dapat beraktivitas kembali seperti biasa.

Sebelumnya Ketua umum PKBSI, Rahmat Shah mengungkapkan, mencapai 92,11% anggotanya bisa bertahan hanya satu bulanan. Taman Satwa Cikembulan salah satunya.

*******

Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here