Fotografer : John Doddy Hidayat.
Garut News ( Jum’at, 22/05 – 2015 ).

Semarak Pilkades serentak gelombang pertama 2015 di Kabupaten Garut, Jawa Barat, diselenggarakan, Kamis (21/05-2015). Ternyata pesta rakyat pada 214 desa tersebut diwarnai ragam isu.
Mulai protes, politik uang, hingga aktivitas beraroma mafia perjudian.
Meski sengatan matahari pada ubun-ubun tak mengurungkan antusiasme penduduk menggunakan hak suaranya pada helatan politik di setiap desanya itu.

Sehingga tak sedikit warga datang ke tempat pemungutan suara (TPS), mereka berduyun-duyun berdatangan sambil membawa serta anak-anaknya.
Sedangkan proses pelaksanaannya relatif berjalan kondusif. Hanya saja, pada sejumlah desa muncul isu tak sedap, seperti adanya protes, dugaan politik uang dan bahkan merebak-marak mafia judi.
Protes muncul dari para calon pemilih menyangkut waktu pemungutan suara berakhir pukul 13.00 WIB sesuai jadwal tahapan. Padahal banyak calon pemilih masih mengantre, tetapi belum dipanggil panitia.

Akibatnya, panitia sibuk melakukan komunikasi dengan para calon, pemerintahan desa, serta Panitia Pilkades Tingkat Kabupaten Garut.
Akhirnya disepakati pemungutan suara dilanjutkan hingga selesai. Tetapi akibatnya waktu penghitungan hasil perolehan suara menjadi molor. Seperti terjadi di Desa Situjaya Kecamatan Karangpawitan.
“Ketentuan jadwal memang waktu pemungutan suara hanya sampai pukul 13.00 WIB. Tetapi bagaimana mungkin kita tutup lantaran masih banyak penduduk belum memilih. Maka disepakati waktu pemungutan suara diperpanjang hingga selesai. Kita kontak dengan desa lain, ternyata kondisinya sama,” Ungkap Ketua Panitia Pilkades Situ Jaya, Tb Ahmad Yusuf.
Di Desa Banyuresmi, muncul protes dari warga luput pendataan panitia pilkades setempat. Hingga hari H pemungutan suara, mereka tak perndah mendapatkan surat panggilan mencoblos. Akhirnya warga tersebut diperbolehkan mencoblos.
Isu politik uang juga muncul pada sejumlah desa. Sebagian terpaksa berurusan dengan aparat kepolisian. Misalnya di Desa Sukarame Caringin, Desa Padasuka Cibatu, dan Desa Karyamekar Sukaresmi.
Tim Sukses salah satu calon tertangkap tangan membagikan uang kepada calon pemilih. Modusnya membagikan uang dimasukkan amplop bergambar calon.
“Ada salah satu tim sukses HO ketahuan bagi-bagi uang pada malam sebelum pemungutan suara. Dia pun dipanggil dan diperiksa di kantor desa,” kata seorang warga Padasuka.
Selain itu, isu mafia judi dari luar Garut mewarnai pilkades serentak ini. Mereka disinyalir bergerilya ke sejumlah desa. Sejumlah tokoh dinilai mampu nisa memengaruhi opini masyarakat didekati dengan janji sejumlah imbalan.
Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) salah satu desa Kecamatan Cikajang, Wawan mengaku didatangi orang tak dikenal mengaku dari Cicalengka Kabupaten Bandung pada Sabtu (16/05-2015) sekitar pukul 21.00 WIB.
Tujuannya, menanyakan calon kades bakal menang. Kalau bisa menyebutkan, dirinya dijanjikan imbalan berupa sepeda motor. Namun Wawan menolak telak permintaan tersebut.

“Dia malahan katakan saya tetap diberikan sepeda motor asal diizinkan berkeliling desa menemui tim sukses calon. Tetapi saya tolak tegas. Bahkan saya ancam jangan macam-macam di daerah saya. Kalau saya lihat, dilaporkan ke aparat,” tandas Wawan.
Salah seorang tokoh masyarakat Desa Limbangan Timur Kecamatan Balubur Limbangan Nugraha katakan, beberapa hari sebelum pemungutan suara, ke desanya sempat berdatangan beberapa orang dari luar Garut diduga mafia judi pilkades.
Mereka menyebar dan menawari setiap tim sukses bantuan dana pemenangan.
“Katanya, mereka bilang bantuan tak ada ikatan apapun selain hanya tertarik visi misi calon. Sehingga harus dimenangkan. Itu kan aneh,” katanya.
Ungkapan senada dikemukakan tokoh masyarakat Situjaya Karangpawitan Maulana Yusuf F. Menurutnya sejak beberapa hari lalu ke desanya hilir mudik beberapa orang tak dikenal menggunakan motor maupun mobil.
Diduga kuat mereka bagian jaringan mafia perjudian asal luar daerah Garut, bebernya.
“Kami juga tak bisa memastikan apakah benar mereka mafia perjudian. Sebab, tak ada yang datang langsung menemui kami. Hanya desas desus pada sejumlah warga memang seperti itu,” ungkaprnya.
********
Noel, Jdh.