Garut News ( Kamis, 27/12 – 2018 ).

Perumnas sangat diapresiasi positip oleh seluruh Keluarga Besar Al – Kautsar Kampung Talaga Bodas Wanaraja Garut, Jawa Barat, atas kepedulian “BUMN Hadir Untuk Negeri” tersebut memberikan Bantuan Bina Lingkungan dalam Program Pendidikan kepada para santri di Asrama Al – Kautsar.
Selain secara simbolis bantuan itu diserahkan Asisten Manager Keuangan Perumnas Cabang Tasikmalaya, Muhammad Kautsar kepada Ketua Yayasan Al-Kautsar, H. Dadang Saefulah, Kamis ( 27/12 – 2018 ).

Juga masing – masing diserahkan kepada perwakilan santri dan santriwati asrama Al-Kautsar tersebut.
Ketua Yayasan Al-Kautsar, KH. Dadang Saefulah antara lain katakan bantuan berupa buku-buku, komputer berikut printoutnya, serta peralatan olahraga ini dipastikan sangat memberikan manfaat besar.

Lantaran selain bisa membantu peningkatan kualitas proses belajar-mengajar para santri/santriwati, juga mereka dapat memenuhi kebutuhan peralatan olahraganya.
“Sehingga 50 Santri/Santriwati yang menghuni asrama pun senantiasa berkondisi sehat jasmani,” imbuh Dadang Saefulah.

Sedangkan kebutuhan sangat mendesak lainnya, di antaranya perlu segera dibangun Mushola yang diharapkan bisa terwujud pada lingkungan asrama santri/santriwati tersebut.
Asisten Manager Keuangan Perumnas Cabang Tasikmalaya, Muhammad Kautsar menyatakan bakal mengupayakan adanya donatur yang dapat menjadi solusi terpenuhinya kebutuhan Mushola itu.

Dikemukakan, pemberian paket Bantuan Program Pendidikan Bina Lingkungan ini, diharapkan pula bisa dimanfaatkan secara maksimal dengan sebaik mungkin. Sebagai sumbangsih kepedulian Perumnas BUMN Hadir Untuk Negeri.
“Agar terpenuhinya kebutuhan utama kelancaran proses belajar – mengajar para santri/santriwati, khususnya yang selama ini bermukim di asrama Al-Kautsar tersebut,” ujar Muhammad Kautsar.

Ungkapan serta harapan senada juga dengan humanis dikemukakan Marketing Diferensia Bandung, Mardi Hendra yang mempresentasikan pula manfaat, dan tujuan Bantuan Bina Lingkungan Program Pendidikan.
“Pontren Al – Kautsar”

Sedangkan Pontren Al Kautsar memiliki sedikitnya 320 santri, pada setiap proses kiprahnya senantiasa menguatkan obsesi memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya.
Antara lain, meningkatkan kualitas pemahaman agama, dengan senantiasa pula kembali kepada tuntunan Al Qur’an dan Sunnah.

Pada pentas belajar-mengajar bagi para santri, di antaranya pula dilengkapi sarana olahraga, serta beragam jenis atraksi seni budaya bernuansakan Islami.
“Alhamdullillah, di wilayah Garut Utara eksistensi pontren ini kian dirasakan masyarakat”.
Meski kendala utamanya, sebagian penduduk berkondisi sosial ekonomi menengah ke bawah.

Tertumpu juga harapan produk kearifan lokal gaya arsitektur leluhurnya bisa dijadikan “trade Mark” Pemkab Garut, sebab ITB pun mengadopsi pada pembangunan kampusnya.
Lantaran dipastikan pula ITB mengadopsi arsitektur ini, sebab selain ITB berlokasi di Tatar Jawa Barat, juga kemungkinan besar jenis arsitektur Dulang Ngapak dinilai paling ideal diterapkan di kampus ternama itu.

Ketua “Yayasan Arsitektur Hijau Nusantara” (Yahintara), Ruli Oktavian, ST kepada Garut News kerap mengemukakan kemungkinan besar ITB mengadopsi arsitektur rumah penduduk Kampung Papandak di Desa Sukamenak Kecamatan Wanaraja, Garut, Jawa Barat.

“Barangkali pakar sejarah serta pakar disiplin ilmu lain bisa membuktikan fenomena menarik ini, apakah benar atawa tidak, walahualam bi sawab”.

*********
Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat.