“Mendesak Segera Sumbangsih Para Pendonor”
Garut News ( Selasa, 12/08 – 2014 ).

Persediaan darah pada “Unit Donor darah” (UDD) PMI Kabupaten Garut, Jawa Barat, kini masih berkondisi darurat, atawa mengalami krisis yang serius.
Langkanya persediaan darah tersebut, di antaranya lantaran selama Puasa Ramadhan 1435 H/2014, tak terdapat pendonor.
Sehingga kini, mendesak segera kembali bisa banyaknya para pendonor, ungkap seorang petugas pada UDD kabupaten setempat, namun masih enggan disebut namanya kepada Garut News, Selasa 912/08-2014).
Menyusul seluruh personil lapangan PMI, selama ini berupaya keras memenuhi persediaan darah.

Terbaru bisa memeroleh bantuan sekitar 300 labu darah pelbagai golongan dari Jakarta.
Namun masih terdapat kelangkaan darah bagi golongan tertentu, sedikitnya persediaan darah, juga ternyata tak hanya terjadi di Kabupaten Garut, katanya.
Sebelumnya diberitakan, Ratusan pasien thalasemia juga pasien lain, sangat mendesak segera memerlukan pasokan darah menjadi “bengong”, atawa kebingungan mendapatkan stok darah.

Mereka semakin meradang lantaran stok darah pada UDD Garut kosong.
Bahkan kekosongan tersebut, terjadi sejak awal Ramadhan lalu.
“Anak saya penderita thalasaemia, dan kudu tranfusi darah setiap bulan. Sekarang waktunya transfusi darah, ternyata darah di PMI kosong,” kata Siti Rahayu(30), penduduk Tarogong Kidul, Selasa (05/08-2014).
Dikemukakan, guna mendapatkan darah memenuhi kebutuhan anaknya itu, suaminya pun berupaya mencari ke mana-mana, namun masih tak membuahkan hasil.
Ungkapan senada dikatakan Tuteng(51), penduduk Kampung Paledang Suci, Karangpawitan.
Dia malahan mengaku sangat kesulitan memeroleh darah keperluan keponakannya kini menjalani operasi.
“Sempat ada penarik becak bersedia darahnya didonorkan, tetapi ketika diperiksa, ternyata kondisinya lemah. Jadi darahnya enggak bisa diambil,” sesal Tuteng.
Dokter penanggung jawab UDD PMI kabupaten setempat, Iwan Irawan mengakui pada beberapa hari ini banyak pasien membutuhkan darah berdatangan ke kantornya.
Namun pihaknya tak bisa memenuhi kebutuhan darah mereka perlukan, lantaran persediaan darahnya kosong.
Kekurangan stok darah semua jenis golongan, kata Iwan, terjadi sejak awal Ramadhan lalu.
Selama Ramadhan, bahkan sama sekali tak terdapat darah dari pendonor.
Sehingga selama Ramadhan itu, pihaknya hanya bisa mengandalkan sediaan darah dari pendonor di salah satu masjid, dan dua gereja di kawasan Garut Kota.
Sayangnya, jumlah darah diperoleh hanya sekitar 50 labu.
“Kita dapat 50 labu ketika itu, tetapi jumlah tersebut untuk satu hari saja tak cukup,” ungkap Iwan.
Padahal, PMI membutuhkan sedikitnya 50 labu darah setiap hari.
“Jadi selama Ramadhan sampai sekarang kita hanya dapat 50 labu darah. Pasca-Lebaran bahkan sama sekali belum ada pendonor darah lagi. Padahal pasien membutuhkan sangat banyak. Kita coba mengontak daerah lain, seperti PMI Bandung, Sumedang, dan Tasikmalaya, ternyata kondisinya sama, kekurangan stok darah,” jelas Iwan.
Wakil Ketua Bidang Organisasi PMI, Dik Dik Hendrajaya menyarankan pasien membutuhkan darah mengantisipasinya dengan mengikutsertakan donor darah dari keluarga pasien sendiri.
“Meminta pasokan darah dari luar daerah saat ini sulit sebab kondisinya sama kekurangan stok darah lantaran faktor puasa dan Lebaran. Maka bagi pasien membutuhkan darah, sebaiknya maksimalkan pencarian donor darah dari pendonor keluarga,” imbuhnya, menyerukan.
******
Noel, Jdh.