“Mewujudkan Kualitas SDM Berakhlakul Karimah”
Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Rabu, 13/04 – 2016 ).

Ragam perkembangan akademis serta sarana-prasarana dimiliki SMK Negeri 10 Garut, diawali dari pembangunan Masjid Sirojutholibin, yang diresmikan pemakaiannya pada 22 Robiul Awal 1433 H atawa 15 Februari 2012 oleh Bupati H. Aceng HM Fikri, S.Ag.
Sebelumnya hingga 16 Juni 2010 lembaga pendidikan teknik tersebut, hanya memiliki bangunan lima ruangan kelas diperuntukan lima rombongan belajar dengan 180 murid, bahkan terletak paling belakang pada hamparan tanah seluas 12.000 m2 milik Pemkab setempat, di Kecamatan Cilawu.

Lantaran nyaris seluruh elemen dan komponen masyarakat setempat, sempat “keukeuh – peuteukeuh” (sangat bersikeras) agar lokasi itu hanya dijadikan sarana lapangan sepakbola.
Sehingga bersamaan dimulainya pembangunan Masjid Sirojutholibin, juga dibangun komunikasi yang “masif dan intens” antara lain dengan para pemuka agama juga tokoh masyarakat, sekaligus meyakinkan mereka terhadap sekolah kejuruan ini guna “mewujudkan sumber daya manusia yang berakhlakul Karimah”
Demikian dikemukakan Kepala SMK Negeri 10 Garut, H. Apip Saeful Bahri, S.Pd., MM kepada Garut News di ruang kerjanya, Rabu (13/04-2016).

“Alhamdullillah, tiga tahun kemudian bisa diselenggarakan beragam pembangunan fisik berupa sarana-prasarana pendidikan, termasuk sarana penunjangnya,” tuturnya.
Maka kini, di antaranya bisa memiliki 25 lokal termasuk pula tiga ruang praktek, kantor guru, ruang kepala sekolah, juga ruangan guru.
Malahan sekarang terdapat 30 rombongan belajar dengan sedikitnya 1.064 murid.
Mereka dengan jurusan teknik kendaraan ringan (otomotif), teknik sepeda motor, teknik komputer jaringan, multi media.
Serta jurusan perbankan syariah.
Mereka dikelola 80 tenaga pendidik, 27 guru di antaranya berstatus PNS, juga terdapat tujuh guru lulusan strata dua (s2), ungkap Apip Saeful Bahri.
Pria energik dan humanis berusia 49 tahun ayah dari dua anak tersebut, katakan upayanya meningkatkan kualitas pendidikan berbasis sekolah, diselenggarakan berdasar harapan pelanggan internal (lingkungan intern sekolah), serta eksternal (harapan orang tua murid, dan masyarakat).
Maka, setiap seluruh program termasuk penentuan anggaran pendapatan dan belanja sekolah, senantiasa berdasarkan produk musyawarah pengelola sekolah dengan komite, dan orang tua murid juga mengakomidir harapan masyarakat.
“Mewujudkan Kualitas SDM Berakhlakul Karimah”

Karena itu, pada setiap tahapan proses pembelajaran lembaga pendidikan teknik ini. Antara lain bisa mewujudkan sekurangnya 20 persen dari jumlah muridnya hapal Tahfid, Surat Yasin, Wakiah, dan Tabaro.
Bonus diperoleh murid hapal Tahpid selama enam bulan dibebaskan membayar iuran sekolah, Wakiah (tiga bulan dibebaskan membayar iuran), Tabaro (dua bulan), hapal satu Juz (satu tahun gratis iuran sekolah), serta hapal tiga Juz selama tiga tahun dibebaskan membayar iuran sekolah.
Biaya memasuki SMKN 10 Garut, hanya Rp1 juta dengan biaya iuran setiap bulan Rp100 ribu, tetapi diakuinya sekolah ini bisa sejahtera, lantaran berkah “Al Qur’an”, tutur Apip Saeful Bahri.

Bahkan berhasil memerluas aset tanah milik sekolah juga milik Pemkab Garut, kini menjadi total seluas dua hektare, setengah hektare di antaranya masih dalam proses persertivikatan.
Dari lima kali kelulusan menghasilkan 150 alumni, antara lain 10 persen bekerja, 30 persen menjadi Tentara termasuk menjadi Paspanpres, 50 persen berwirausaha, selebihnya melanjutkan ke perguruan tinggi.
Sekolah kejuruan berakreditasi A dengan nilai 90 tersebut, juga pada ujian nasional 2016 bisa menyelenggarakan “Ujian Nasional Berbasis Komputer” (UNBK) diikuti 254 murid.
Meski belum meraih akreditasi “ISO”, tetapi seluruh tahapan proses penyelenggaraan pendidikannya sehari-hari bisa seperti peraih “ISO”, ungkap Apip.
Dengan bervisikan, menciptakan sekolah yang “JUARA” untuk mewujudkan lulusan mandiri yang ber-imtaq dan ber-iptek serta kompetitip dalam memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat.

Sedangkan Misi JUARA :
- Jadikan sekolah sebagai tempat terindah untuk menuntut ilmu sehingga menjadi jembatan untuk hidup lebih baik.
- Upayakan pelayanan yang prima terhadap seluruh pelanggan (peserta didik) dengan mengutamakan pendidikan berwawasan kearifan lokal (MBS) (cageur bageur pinter bener).
- Arahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang bertaqwa dan berahlak mulia, mandiri serta memiliki jiwa wirausaha.
- Rencanakan semua kegiatan sesuai dengan tujuan dan kemampuan.
- Aplikasikan dalam kehidupan nyata visi dan misi sekolah oleh seluruh warga masyarakat sekolah.

Kegiatan Marhaban dan Marawis juga menghapal Asmaul husna, termasuk apel pagi serta shalat dhuha setiap hari sebelum seluruh murid memasuki kelas, salah-satu upaya nyata membentuk karakter berbudi pekerti luhur, dengan berbekalkan akademis serta keterampilan berkualitas memadai, agar masyarakat pun merasan manfaat setiap lulusan sekolah teknik ini, imbuh Apip Saeful Bahri.
Kepala Seksi SMK Disdik Garut, Ikin Sodikin, S.IP, MM menyatakan pula dari 235 SMK Negeri, dan Swasta di seluruh kabupatennya, hanya terdapat enam SMK di antaranya bisa menyelenggarakan UNBK.
Keenam SMK ini, jauh sebelumnya memiliki kesiapan menyelenggarakan helatan tersebut. Lantaran ragam kesiapan perangkat penunjang, serta 2.680 sumber daya manusia calon pesertanya berkondisi “ready for us”

Totalitas 2.680 peserta UNBK SMK itu, termasuk SMKN 10. Keunggulan pelaksanaan UNBK ini, antara lain keamanan atawa kerahasiahan soal ujian lebih terjamin dibandingkan tak berbasis komputer.
Kemudian efisiensinya penyerapan anggaran pembuatan soal, sebab bisa langsung diakses melalui jaringan internet, serta jawaban soal dan informasi penting lain yang diperlukan bisa langsung diakses ke pusat, katanya kepada Garut News, menambahkan.
******