Ilustrasi/ Fotografer : John Doddy Hidayat.
Garut News ( Kamis, 23/07 – 2015 ).

Betapapun kecilnya, penurunan angka kecelakaan lalu lintas selama mudik Lebaran 2015 patut diapresiasi. Data terakhir menunjukkan 440 orang meninggal akibat kecelakaan pada arus mudik Lebaran tahun ini atau turun dari 503 orang pada tahun lalu (13 persen).
Jumlah kasus kecelakaan juga turun enam persen dari 2.276 pada tahun lalu menjadi 2.148.
Pemerintah tentu tak sepatutnya berpuas diri. Mereka harus bekerja lebih keras dalam menata manajemen lalu lintas selama masa mudik. Mati sia-sia dalam perjalanan, berapa pun jumlahnya, adalah hal yang seharusnya tak terjadi.

Sejauh ini kasus kecelakaan dengan sepeda motor masih tertinggi dibanding moda transportasi lain. Sepeda motor memang kendaraan yang paling riskan, apalagi jika dipakai perjalanan jauh.
Sudah sering diberitakan: pengendara sepeda motor menempuh perjalanan berjam-jam dengan pengamanan terbatas. Helm penumpang kadang “asal menempel” di kepala jauh dari standar keselamatan yang telah ditentukan.
Pengendara terkadang membebani sepeda motor dengan pelbagai barang bawaan, termasuk mengangkut penumpang lebih dari ketentuan.

Pertimbangan kepraktisan dan ekonomi kerap menjadi alasan para pemudik bersepeda motor. Dengan membawa sepeda motor pulang kampung, mereka memiliki alat transportasi selama di daerah asal. Mengendarai sepeda motor juga lebih murah dibanding naik kereta atau bus kota.
Pemerintah memang menyediakan sarana mudik gratis: penumpang diangkut dengan bus, sepeda motor diangkut dengan kereta api atau truk. Tujuannya agar jumlah pemudik bersepeda motor bisa dikurangi. Namun jasa itu masih terbatas.
Kesadaran masyarakat mengutamakan keselamatan harus terus digugah. Seiring dengan upaya penyadaran itu, pemerintah perlu menyediakan sarana mudik yang lebih aman dan sesuai kebutuhan para pemudik.

Pemerintah perlu menambah angkutan dengan pelbagai moda transportasi, termasuk melibatkan swasta.
Mudik Lebaran hendaknya dijadikan momentum bagi pemerintah membangun infrastruktur jalan lebih baik. Dibukanya jalan tol baru Cikopo-Palimanan sedikit mengurai kesemrawutan lalu lintas di Pantai Utara Pulau Jawa dari Jawa Barat menuju Jawa Tengah dan sebaliknya.
Keruwetan lalu lintas ini kerap mengakibatkan kecelakaan berujung kematian.

Pemerintah selayaknya mengebut pembangunan sejumlah ruas tol menghubungkan ujung barat ke ujung timur Pulau Jawa. Pemerintah juga harus memerbaiki jalan rusak di banyak jalur mudik dari arah Jakarta-Jawa Barat menuju Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Hal sama kudu dikerjakan untuk infrastruktur jalan menuju sejumlah tempat di Sumatera.
Infrastruktur transportasi darat yang baik menjadi awal pengelolaan arus mudik Lebaran yang bagus pula.


Pemerintah harus bertekad agar tak ada orang yang tewas selama mudik Lebaran.
Bahkan satu orang mati pun harus dicatat sebagai tragedi.
*********
Opini Tempo.co