Peradaban Iman

0
16 views
Kampus Peradaban Ponpes Tahfidz, Yadul 'Ulya Panawuan Garut.

18 Jan 2023, 03:30 WIB

Camping Ground D’Leuwi, Kemandirian Ekonomi Ponpes Yadul ‘Ulya.

“Perabadan iman ini mampu membawa umat Islam pada puncak kejayaannya”

OLEH MUHAMMAD RAJAB

Rasulullah SAW telah berhasil meletakkan pondasi kekuatan peradaban yang dibangun di atas pondasi keimanan. Peradaban iman ini bukan hanya memberikan dampak pada kehidupan masyarakat sebagai individu, tapi juga sosial, ekonomi, bahkan politik.

Hasilnya, Madinah sebagai kota Nabi telah berhasil menjadi masyarakat yang beradab dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Peradaban iman inilah yang berhasil menancapkan keyakinan yang kokoh untuk tetap memegang teguh ajaran Islam, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan, menghargai perbedaan.

Peradaban iman ini pula yang telah menyatukan dua suku Aus dan Khazraj yang awalnya saling bermusuhan menjadi bersaudara.

“Perabadan iman ini mampu membawa umat Islam pada puncak kejayaannya”

Pada perkembangan kehidupan berikutnya, perabadan iman ini mampu membawa umat Islam pada puncak kejayaannya.

Islam telah membawa umatnya pada kemajuan yang gemilang di berbagai bidang, baik yang bersifat maaddiyah (materi) seperti di bidang industri, perdagangan, pertanian, kerajinan, dan seni, maupun yang bersifat ma’nawiyah (immateri) seperti nilai-nilai spiritualitas, kaidah moral, produk pemikiran, dan karya sastra.

Keberhasilan tersebut telah diakui oleh banyak tokoh dan ilmuwan dunia. Bukan hanya dari kalangan Muslim saja, tapi tokoh dan ilmuwan Barat pun ikut mengapresiasinya.

Vector Robinsion, misalnya, yang mengatakan bahwa Eropa setelah terbenam matahari gelap gulita, padahal pada saat dan waktu yang sama Kota Cordoba telah diterangi dengan gemerlapnya lampu (Nashih Ulwan: 54).

Ehsan Masood (2009: 1) menguatkan dalam bukunya yang mengutip pidato Pangeran Charles di Oxford University pada 27 Oktober 1993 yang mengatakan, “Bila ada banyak kesalahpahaman di dunia Barat tentang hakikat Islam, maka banyak pula ketidaktahuan tentang utang kebudayaan dan peradaban kita kepada dunia Islam. Saya rasa ini adalah kegagalan yang berakar dari ditutupinya sejarah yang kita warisi selama ini.”

Kemajuan tersebut adalah pantulan peradaban iman yang telah memompa semangat pengembangan di bidang ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi. Karena hakikatnya Islam itu sendiri menjunjung nilai-nilai ilmu pengetahuan.

Peradaban iman telah melahirkan peradaban ilmu yang dapat membawa pada kemajuan peradaban Islam”

Jadi peradaban iman telah melahirkan peradaban ilmu yang dapat membawa pada kemajuan peradaban Islam.

Jika ditelaah lebih jauh, maka setidaknya ada tiga pondasi utama peradaban Islam. Pondasi pertama, al-naqlah al-tashawwuriyah al-i’tiqadiyah atau transmisi pandangan hidup dan keyakinan.

Islam telah berhasil mengubah keyakinan masyarakat jahiliyah yang bertuhan pada berhala-berhala yang mereka buat menjadi keyakinan tauhid kepada Allah Yang Maha Esa.

Dengan kayakinan dan paradigma ini, Islam berhasil mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang, yakni Islam (min adz-dzulumati ila an-nuur) (QS al-Baqarah: 257).

Pondasi kedua, al-naqlah al-ma’rifiyah atau transmisi keilmuan. Transmisi ini dimulai sejak awal wahyu pertama turun (QS al-‘Alaq: 1-5).

Dari sana kemudian seruan Alquran terus berjalan, memancar dari aktivitas membaca dan berpikir, menggunakan nalar, kontemplasi dan perenungan (al-tadabbur), dan seterusnya.

Pancarannya tidak padam, baik di periode Makkah maupun periode Madinah, serta terus menerangi membawa peradaban Islam pada puncak kejayaannya.

Pondasi ketiga, transmisi metodologis. Metode (manhaj) memiliki peran penting dalam perkembangan pemikiran manusia dan peradaban secara umum.

Karena tanpa metode, tujuan apa pun sulit untuk dicapai. Dan transmisi metodologis dalam Islam harus masuk ke dalam nalar Islam yang mencakup tiga hal penting ini: hukum kasualitas (al-sababiyyah), hukum sejarah (al-qanun al-tarikhi), dan metode eksperimental (al-tajribi).

Wallahu a’lam.

******

Republika.co.id/Ilustrasi Fotografer : Abah John.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here