Pentingnya Akuisisi BTN

0
61 views

Garut News ( Sabtu, 03/05 – 2014 ).

Ilustrasi. (Foto : John Doddy Hidayat).
Ilustrasi. (Foto : John Doddy Hidayat).

Rencana akuisisi Bank Tabungan Negara oleh Bank Mandiri semestinya tak perlu dicemaskan.

Akuisisi ini justru membawa banyak keuntungan.

Salah satu yang terpenting adalah meningkatkan daya saing perbankan nasional untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia, yang akan berlaku tahun depan.

Di pasar terbuka itu, perbankan dalam negeri dituntut untuk lebih kuat dan efisien agar bisa berkompetisi dengan bank-bank asing.

Adalah fakta, bank-bank asing dengan aset dan permodalan yang luar biasa besar itu telah menggerogoti pasar perbankan Indonesia.

Tak ada pilihan bagi perbankan kita selain mengkonsolidasi diri.

Bank Mandiri, misalnya, memang bank terbesar di Indonesia.

Tapi, di Asia Tenggara, ia hanya di peringkat kedelapan.

Nilai asetnya, yang sekitar Rp730 triliun, hanya seperlima dari aset DBS dari Singapura.

Kinerjanya juga masih kalah dibanding bank asal Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Penetrasi bank-bank asing di dalam negeri juga sangat mengkhawatirkan.

Market share bank asing pada 2013, misalnya, meningkat tiga kali lipat dibanding empat tahun lalu.

Pangsa pasar kelompok bank pemerintah memang masih mendominasi, yaitu 36,6 persen, tapi angka ini sudah menurun terus sejak 1999 (53,2 persen).

Jumlah kantor cabang bank asing beroperasi juga nyaris separuh dari total cabang bank di Indonesia.

Rangkaian data itu, indikasi bukan mustahil kelak bank-bank asing mendepak perbankan nasional dari kampung halaman sendiri.

Tak cuma raksasa dari sisi aset, mereka juga kuat dalam permodalan, andal dalam menghimpun dana dan menyalurkan kredit, memiliki organisasi ramping, serta transparan.

Kriteria ini menjadi syarat bagi bank akan berekspansi ke wilayah regional.

Di tengah ketatnya persaingan pasar bebas 2015 itulah gagasan Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk menggabungkan BTN ke Bank Mandiri sangat layak didukung.

Jumlah bank di Indonesia masih terlalu jumbo: 120 bank.

Bandingkan dengan Korea Selatan cuma punya 18 bank, Malaysia delapan bank, dan Singapura tiga bank!

Bank-bank asing itu begitu ramping dan efisien.

Bagi BTN, akuisisi justru bisa menutup kelemahan selama ini dalam pembiayaan perumahan rakyat.

Tahun lalu, bank ini hanya mampu memberikan kredit bagi pembangunan sekitar 400 ribu rumah.

Padahal setiap tahun Indonesia membutuhkan 800 ribu rumah baru harus didanai BTN.

Anggaran diperlukan BTN setiap tahun untuk itu sekitar Rp120 triliun.

Dengan akuisisi, BTN bisa mendapatkan dana segar dari Mandiri dan tak perlu meminta suntikan pemerintah.

Kemampuan BTN menyalurkan kredit pun meningkat.

Kekhawatiran menyebutkan akuisisi akan mensubordinasikan BTN dan mengancam kelangsungan program kredit rumah bersubsidi bisa ditepis dengan menjelaskan rencana pengembangan BTN ke depan.

Karena itu, proses akuisisi mesti berlangsung hati-hati dan transparan.

Bagi Mandiri, akuisisi akan mengerek aset dan posisi bank ini ke peringkat yang lebih tinggi.

Ia akan menjadi bank lebih kuat dan kompetitif di pasar terbuka nanti.

******

Opini/Tempo.co

SHARE
Previous articlePenutupan Dolly
Next articleProporsional

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here