Pengungsi Cimareme “Merasa” Diterlantarkan Terpaksa Konsumsi Singkong

Pengungsi Cimareme “Merasa” Diterlantarkan Terpaksa Konsumsi Singkong

745
0
SHARE

Garut News ( Selasa, 22/04 – 2014 ).

Ilustrasi. Lebih Layak Sarang Anak Burung. (Foto: John Doddy Hidayat).
Ilustrasi. Lebih Layak Domisili Sarang Anak Burung. (Foto: John Doddy Hidayat).

Sekitar 53 penduduk Kampung Cimareme, Tegalgede, Pakenjeng, Garut, Jawa Barat, terlantar bahkan mereka “merasa” diterlantarkan pada pengungsian.

Lantaran selama tujuh bulan, berdomisili di tenda sederhana lantaran rumah mereka ludes terbakar, September tahun lalu.

“Tak pernah ada bantuan lagi,” ujar Odin(40), korban kebakaran.

Kata dia, sejak peristiwa terjadi,para korban hanya mendapat bantuan sekali dari pemerintah setempat berupa bahan makanan dan pakaian.

Hingga kini, bantuan tak ada lagi.

Sehingga mereka kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya sebab sebagian besar hanya buruh tani.

“Sekarang ini kami makan singkong dan ubi.”

Kaur Pemdes Tegalgede, Mamad Nursidik, membenarkan kondisi warganya.

Dikemukakan berulang kali mengajukan permohonan bantuan pada Pemkab.

Namun hingga kini belum juga terdapat tanggapan, katanya.

Dijelaskannya, kondisi pengungsian juga tak layak.

Pengungsi berdesakan di dalam sebuah tenda ditempati beberapa keluarga.

“Untuk membedakan dengan keluarga lain, di dalam tenda dipasangi sekat,” katanya pula.

Sekurangnya masih terdapat 13 keluarga, tinggal pada tenda pengungsian.

Rumah serta harta benda mereka musnah akibat insiden kebakaran itu.

“Membantu kebutuhan mereka, kami kerap meminta uluran tangan warga lain. Mereka pun kami prioritaskan diberi beras murah setiap bulan,” beber Mamad.

Kepala Dinsosnakertrans, Elka Nurhakimah, menyatakan pihaknya memberikan bantuan tanggap darurat selama dua pekan pasca-kebakaran.

Sedangkan penanganan setelah itu bukan lagi tanggung jawab instansinya.

“Kebakaran itu tak masuk bencana, baik bencana alam maupun bencana sosial,” kata dia.

Nurhakimah mengaku pula,  pihaknya mengajukan permohonan bantuan bahan bangunan rumah pada Kementerian Sosial.

Namun hingga kini belum juga ada tanggapan.

“Kami masih bingung karena bahan bangunan ini untuk rumah tak layak huni, bukan korban kebakaran.”

******

SZ, JDH.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY