Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Jum’at, 29/09 – 2017 ).

Para pengungsi korban terdampak puncak amuk Sungai Cimanuk Garut, Jawa Barat, pada 20 September 2016 silam, yang sejak satu tahun terakhir masih bertahan pada beberapa hunian sementara (Huntara), mengaku kerap sulit bisa memenuhi kebutuhan beras, serta bahan bakar gas elfiji berkapasitas tiga kilogram.
Mereka juga mengaku, faktor utamanya lantaran kondisi keuangan sangat “cekak” menyusul selama ini hanya bisa bekerja serabutan.
Selain itu juga diperparah acap mahalnya gas elfiji kapasitas tiga kilogram yang sering mencapai harga berkisar Rp27 ribu hingga nyaris mencapai Rp30 ribu per tabung, itu pun kadangkala sulit bisa memerolehnya, sebab sering terjadi kelangkaan.
Demikian dikemukakan sejumlah pengungsi utamanya kalangan ibu-ibu, termasuk Ny. Enah (45) kepada Garut News, Jum’at (29/09-2017).
Mereka mengemukakan pula, selain kini semakin langka adanya kalangan donatur yang memberikan sumbangan, para pengungsi pun tak bisa menikmati pembelian beras murah program Rastra, katanya.
Karena beras program Rastra itu, hanya dialokasikan kepada masyarakat miskin di desa, katanya pula.
********