Garut News ( Sabtu, 16/05 – 2015 ).

Nyaris selama setengah hari pada Sabtu (16/05-2015), suasana “Pengkolan” atawa kawasan jantung Kota Garut mendadak sontak menjadi lengang.
Padahal sebelumnya apalagi hari libur, sarat hiruk pikuk bahkan hingar-bingar para “pedagang kaki lima” (PKL) biasa menyesaki setiap lintasan ruas badan jalan kawasan tersebut.
Sehingga titik-titik lokasi keramaian tersebut, bebas maupun bersih dari para PKL, di antaranya terlihat pada kawasan lintasan ruas Jalan Jenderal Ahmad Yani, Jalan Ciledug, Jalan Cikurai, dan Jalan Siliwangi Kecamatan Garut Kota.
Malahan sejumlah titik lokasi di kawasan Alun-alun Kecamatan Tarogong Kaler pun, serta lintasan ruas Jalan Pahlawan, Jalan Patriot seputar lingkungan perkantoran Pemkab, serta kawasan Bundaran Simpang Lima Kecamatan Tarogong Kidul.
Juga termasuk kawasan Terminal, dan Pasar Guntur, serta sekitar Lapangan Olahraga Terbuka Merdeka Kerkoff. Pun sepanjang ruas Jalan Raya Cimanuk.
Lantaran para PKL tak berjualan seperti biasanya. Ternyata bukan karena direlokasi ke Gedung PKL. Mereka justru tak bisa berjualan sebab memenuhi instruksi Pemkab setempat agar berlibur berjualan hari ini, dikarenakan terdapat penilaian dari Tim Penilai Adipura.
maka sebagian pedagang mengeluhkan hal tersebut. Beberapa di antara mereka bahkan ngotot berjualan namun berpindah lokasi pada ruas jalan yang diperkirakan tak dilintasi Tim Penilai Adipura.
“Kalau kami tak berjualan, bagaimana kami dapat uang untuk makan?” tandas salah seorang pedagang buah biasa mangkal di pinggiran lintasan ruas Jalan Ahmad Yani, Jujun.
Karena ada perintah jangan berdagang di ruas Jalan Ahmad Yani, Jujun pun berpindah mangkal bersama roda buahnya ke sekitar tikungan Jalan Ciwalen atawa depan seberang Jalan Bharatayudha.
Meski, kebanyakan PKL tak keberatan kudu berlibur sehari berdagang demi Adipura. Mereka pun ingin Kabupaten Garut meraih penghargaan kota terbersih itu.
“Libur sehari enggak apa-apa, demi Adipura. Kan hanya satu tahun sekali,” ungkap pedagang baso tahu goreng, Adin, biasa mangkal di kawasan Kerkoff.
Kata dia, imbauan tak berjualan demi Adipura menjadi hal biasa setiap tahun. Sehingga mereka pun meresponsnya baik.
Tetapi kendati selama para PKL tak berdagang, kesan kota Garut semrawut tak bisa hilang. Meski para pejalan kaki cukup leluasa berjalan menyusuri trotoar menikmati suasana Pengkolan.
Setidaknya hal itu terlihat dari banyaknya kendaraan berparkir di tempat-tempat sebenarnya daerah terlarang parkir karena masuk Kawasan Tertib Lalu Lintas.
Puluhan kendaraan, terutama roda dua terlihat diparkir tepat di tempat-tempat pemasangan Larangan Parkir. Ironisnya, kendaraan tak bisa parkir di lokasi parkir karena ditempati para pedagang buah-buahan.
Sampah bertebaran juga masih terlihat dibuang warga pengunjung Pengkolan secara sembarangan karena minim sarana bak sampah.
Padahal para petugas DLHKP bersusah payah berupaya melakukan penyisiran kebersihan kawasan Pengkolan dan titik-titik penilaian Tim Penilai Adipura lainnya selama hampir dua hari.
“Kami hanya bisa berharap mendapatkan terbaik. Kami berusaha memersiapkan segala sesuatunya sejak kemarin,” beber Kepala DLHKP, Aji Sukarmaji.
*******
Noel, Jdh.