Pengelolaan Potensi Wisata Santolo Cilauteureun Pameungpeuk “Amburadul”

0
134 views

Esay/Foto : John Doddy Hidayat.

“Wakil Bupati Garut Sangat Menyesalkan Kondisi Tersebut”

Garut news ( Rabu, 22/07 – 2015 ).

Terpaksa Menggeser Kendaraan yang Menghalangi.
Terpaksa Menggeser Kendaraan yang Menghalangi.

Managemen pengelolaan potensi wisata laut dan Pantai Santolo Cilauteureun Pameungpeuk di wilayah Kecamatan Cikelet, Garut, Jawa Barat, mengesankan sangat “amburadul” terutama pada musim liburan Lebaran Idul Fitri 1436 H/2015.

Kejengkelan kalangan wisatawan antara lain pada pengelolaan manajemen perparkiran kendaraan, terutama kendaraan roda empat.

Pengelolaan Wisata yang Amburadul.
Pengelolaan Wisata yang Amburadul.

Selain dipungut biaya parkir Rp20 ribu oleh oknum warga setempat, namun mereka sama sekali tak bertanggungjawab ketika mobil dipandu parkir tersebut, hendak keluar area yang terkepung kendaraan lain, sehingga nyaris menyerupai ikan terperangkap di dalam bubu.

Oknum warga setempat yang semula bersemangat memungut biaya parkir, malahan lepas tangan tak mau memandu kendaraan keluar dari area parkir seputar tempat pelelangan ikan.

Mereka beralasan seratus meter dari lokasi mangkalnya, bukan tanggungjawabnya.

Pada Rabu (22/07-2015), Santolo Masih Dipadati Pengunjung.
Pada Rabu (22/07-2015), Santolo Masih Dipadati Pengunjung.

Sehingga banyak pemilik dan penumpang mobil, terpaksa beramai-ramai menggeser kendaraan lain yang dinilai menghalangi kendaraan hendak keluar area atawa hendak kembali pulang, Rabu (22/07-2015).

Wakil Bupati Garut ketika dikonfirmasi Garut News antara lain sangat menyesalkan kondisi itu, dia mengemukakan terimakasih atas masukan dari kalangan Jurnalis.

Ribuan wisatawan dari pelbagai daerah termasuk Bandung, Bekasi, Garut Kota, Jakarta, Tasikmalaya, serta luar Provinsi Jawa Barat, dengan ratusan kendaraan roda empatnya sempat terjebak selama belasan jam pada lokasi seputar tempat pelelangan ikan.

Kondisi tersebut, juga diperparah sangat banyaknya para pedagang kaki lima membuka lapak, termasuk para penjual ikan laut segar.

Kalangan wisatawan umumnya mengaku kecewa, lantaran hendak memasuki lokasi wisata ini dipungut pula retribusi Rp5.000 per orang.

Wisatawan hendak kembali pulang juga terpaksa melintasi pintu gerbang milik “Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional” (Lapan).

Aparat keamanan Lapan juga memungut biaya Rp5.000 pada setiap kendaraan yang melintasi komplek vital dan strategis tersebut.

 

********

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here