Garut News ( Rabu, 17/06 – 2015 ).

085320223532
Kondisi sehari menjelang Puasa Ramadhan, sejak Rabu pagi pasar tradisional dan pusat perbelanjaan merebak-marak diserbu penduduk.
Mereka umumnya berbelanja bahan makanan dan minuman memenuhi kebutuhan sahur hari pertama pelaksanaan ibadah shaum Ramadan.
Sehingga pertokoan, kios atawa warung bahkan “pedagang kaki lima” (PKL) terutama di kawasan pusat kota Garut dikenal dengan sebutan Pengkolan pun, tak luput dari serbuan warga.

Maka para pedagang makanan dan minuman pun laris manis.
Namun ironis, ramainya aktivitas berbelanja tersebut justru malahan menjadikan suasana Pengkolan semakin semrawut. PKL tak tertata dan banyak menerabas ruang trotoar hingga badan lintasan ruas jalan.
Ragam jenis kendaraan juga tampak parkir pada sembarang tempat.
Maka emacetan kian kerap terjadi. Terutama pada lintasan ruas Jalan Ahmad Yani, Cikurai, Ciledug, Siliwangi, Mandala Giri, dan Jalan Pasar Baru. Juga di ruas jalan Guntur, bundaran Guntur, hingga pertigaan Leuwidaun Jalan Raya Cimanuk, serta seputar kawasan lampu merah perempatan Maktal.

“Suasana Pengkolan setiap munggahan dan selama Ramadhan memang seperti ini. Apalagi nanti menjelang Lebaran Idul Fitri. Pasti karut-marut. PKL musiman banyak menyerbu. Berbelanja juga tambah banyak,” ungkap Subakat (47) warga Kelurahan Ciwalen Kecamatan Garut Kota.
Dia sangat heran ketidakberdayaan Pemkab setempat menghadapi semrawutnya Pengkolan itu. Lantaran dari tahun ke tahun, suasana dan kondisinya tak ada perubahan.
“Gedung PKL tuntas dibangun. Bahkan satu gedung PKL lainnya sedangkan dikerjakan. Tetapi enggak jelas, kapan ada penataan kota,” ungkapnya pula.
*********
Noel, Jdh.