“Saya harus mencari nafkah dimana lagi bapak, anak-anak masih kecil, bisakah bapak menjamin hidup kami, Masihkah Aparat Memiliki Hati ?”
Esay/Foto : John Doddy Hidayat.
Garut News ( Selasa, 16/12 – 2014 ).

Dari sekitar 35 kios yang dibongkar paksa pada sisi barat Terminal Guntur Garut, Jawa Barat, banyak di antara para pedagangnya yang sama sekali merasa tak bersalah.
Tetapi juga menjadi korban pembongkaran dilakukan “Satuan Polisi Pamongpraja” (Satpol-PP), yang dikawal ketat aparat Polri beserta TNI, Selasa (16/12-2014).

Beberapa pedagang termasuk Emon(45), bukan nama sebenarnya kepada Garut News katakan, dirinya berjualan semata-mata untuk menapkahi keluarga dengan kerja keras, sehingga selama ini sama sekali tak pernah menjual “minuman keras” atawa miras apalagi miras oplosan, tuturnya, lirih.
Ungkapan senada juga mengemuka dari penyedia jasa tambal ban, yang kini terpaksa merelakan kiosnya dibongkar paksa.

“Saya harus mencari nafkah dimana lagi bapak, anak-anak masih kecil, bisakah bapak menjamin hidup kami” ungkap seorang ibu nyaris menangis mengungkapkan kesedihannya kepada Kepala UPTD Terminal, Deni Desta.
Selama ini tak pernah menjual miras, apalagi miras oplosan, kami hanya berjualan dodol, angleng serta makanan khas Garut, ungkap ibu tiga anak tersebut.

Mengapa yang bersalah itu, beberapa oknum pedagang penjual miras oplosan, tetapi yang lainnya malahan menjadi korban pembongkaran paksa, ungkap sejumlah pedagang.
Kepala Satpol-PP Suherman juga sempat mengemukakan nila setitik menjadi noda susu sebelanga, katanya antara lain dihadapan para pedagang sebelum operasi pembongkaran dimulai.
Pemkab Garut juga berdalih penertiban itu, selain untuk memberantas kemaksiatan juga lokasi sejak 2004 didirikan deretan kios, bakal dikembalikan pada fungsinya semula sebagai kawasan hijau, katanya pula.

Dalam pada itu, sekitar 20 penenggak miras oplosan di Garut, 17 korban di antaranya tewas mengenaskan.
********