“Angka Kasus Stunting Garut Perlu Divalidasi”
Garut News ( Selasa, 10/07 – 2018 ).

Paradigma sehat bisa tingkatkan indeks kesehatan Provinsi Jawa Barat, yang sejak tujuh tahun terakhir hanya meningkat 1,81 atau di bawah dua digit. Pada 2010 berindeks kesehatan 78,91 kemudian 2017 menjadi 80,72.
Paradigma sehat juga dipastikan bakal meningkatkan indeks kesehatan di Kabupaten Garut, yang pada periode sama hanya meningkat 0,78 atau dibawah satu digit, menyusul pada 2010 berindek kesehatan 77,44 dan pada 2017 menjadi 78,22.

Meski demikian pertumbuhan indeks kesehatan 2017 sebesar 0,16 persen di kabupaten ini, merupakan pertumbuhan tercepat ke-12 di Jawa Barat. Sehingga angka kasus Stunting yang menempatkan Garut ranking pertama di Jabar dinilai perlu divalidasi.
Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Uus Sukmara, M. Epid katakan, paradigma sehat bertujuan pada pembangunan kesehatan bersifat holistic melalui upaya lebih difokuskan pada peningkatan, pemeliharaan, dan perlindungan kesehatan.

“Sehingga tak hanya terfokus pada pemulihan, atau penyembuhan orang sakit,” imbuh Sukmara pada pertemuan advokasi pemanfaatan dana desa untuk bidang kesehatan 2018 di Gedung Koperasi Warga Kesehatan Garut, Selasa (10/07-2018).
Sedangkan paradigma sakit hanya terfokus pada penyembuhan orang sakit untuk kembali ke keadaan sehat. Sehingga paradigma sehat lebih memfokuskan pada upaya untuk membuat orang sehat tetap dalam keadaan sehat.

Melalui tindakan promotif, dan preventif (Pencegahan), namun tetap tak mengesampingkan tindakan kuratif, serta rehabilitatif jika memang diperlukan, imbuhnya pula.
Juga dikemukakan, arah pembangunan kesehatan sejak RPJMN I, II, III dan IV yang mengarah dari Kuratif – Rehabilitatif ke Promotif – Preventif, dengan Perubahan target dimulai dari Pengembangan Kesehatan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan.

Akses masyarakat pada Yankes berkualitas telah lebih berkembang dan meningkat, Akses masyarakat terhadap Yankes yang berkualitas telah mulai mantap, pada akhirnya Seluruh masyarakat akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas menjangkau dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
Keadaan tersebut, ditujukan mencapai visi Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan.
Uus Sukmara detail mempresentasikan pemanfaatan dana desa untuk bidang kesehatan, termasuk memaparkan prioritas focus masalah kesehatan terdiri Stunting (kerdil), peningkatan kualitas imunisasi, dan eleminasi penyakit TBC.

Kepala Dinas Kesehatan kabupaten setempat dr H. Tenni Sewara Rifai, M.Kes diwakili Sekretarisnya saat membuka helatan itu antara lain menyatakan, diperlukannya pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
Karena potensi terbesar dalam pelaksanaan pembangunan ada di masyarakat (70 persen), sehingga jika potensi besar tersebut tak sejalan konsep hidup sehat, maka masyarakat pun bisa menyebabkan rendahnya derajat kesehatan.
Diingatkan, berdasar Permendes PDTT Nomnor 19/2017 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018, upaya pemberdayaan masyarakat perlu didorong termasuk dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Pada 2018 ini, Kemenkes menetapkan prioritas fokus masalah kesehatan yang harus segera ditanggulangi, meliputi penanggulangan Stunting, Peningkatan Kualitas Imunisasi, serta Eliminasi Penyakit TBC.
Berdasar data, Kabupaten Garut dengan angka kasus Stunting tertinggi di Jawa Barat dengan indeks 43,2.
PENINGKATAN KUALITAS IMUNISASI PUN MASIH SANGAT PERLU DI TINGKATKAN, MESKI CAPAIAN IMUNISASI CUKUP TINGGI. TETAPI MASIH SEGAR DALAM INGATAN BETAPA RIUHNYA KETIKA 2017, DIHADAPKAN MEREBAKNYA KASUS PENYAKIT DIFTERI HINGGA DI GARUT TERDATA 67 SUSPEC DIFTERI , 17 ORANG POSITIF DEFTERI, DAN MENINGGAL 5 ORANG.
KASUS PENEMUAN PENYAKIT TBC GARUT MASIH BERWARNA KUNING, ARTINYA MASIH PERLU DITINGKATKAN UPAYA PENEMUAN PENDERITA PENYAKIT TBC AGAR DAPAT SEGERA DiOBATI, DAN TAK MENULARKAN PADA ORANG LAIN. HAL INI BERBANDING LURUS DENGAN KONDISI CAPAIAN PHBS TATANAN RUMAH TANGGA DI KABUPATEN GARUT MASIH RENDAH (56,13 %).
SEJALAN DENGAN TUJUAN UPAYA PENGEMBANGAN DAN PELAKSANAAN DESA/KELURAHAN SIAGA AKTIF, DIHARAPKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI UPAYA KESEHATAN BERSUMBER DAYA MASYARAKAT (UKBM) DAPAT DIOPTIMALKAN.
SEHINGGA MAMPU MENINGKATKAN UPAYA KITA DALAM PENANGANAN 3 PRIORITAS MASALAH KESEHATAN INI.
SEJATINYA JIKA DESA SIAGA AKTIF INI BISA BERJALAN BAIK MELALUI PENINGKATAN PERAN UKBM YANG BERJALAN BAIK, DAN DI DUKUNG SECARA MAKSIMAL SEMUA PIHAK, INTEGRASI SEMUA PROGRAM TERKAIT, DENGAN SUMBER DANA SALAH SATUNYA DARI DANA DESA.
MAKA SANGAT YAKIN, HASIL KERJASAMA DAN KERJA BERSAMA, BISA OPTIMALKAN CAPAIAN TIGA TUJUAN PRIORITAS MASALAH KESEHATAN DI DESA/KELURAHAN SIAGA AKTIF.
Plt. Kepala Bidang Kesmas pada Dinkes Kabupaten Garut, Istuti Kurniati, SKM, MH. Kes juga dengan lebih rinci menjelaskan mengenai Fokus Kemenkes RI Tahun 2018.

Disusul Kepala Subag Dokumentasi dan Informasi Hukum pada Bagian Hukum Setda setempat, Yudi Yuliandi, Sh, MH menjelaskan mekanisme pembentukan produk hukum daerah, berupa pembentukan Peraturan Bupati Garut Tentang Alokasi Dana Desa (ADD).
Sedangkan Kepala Seksi Pengelolaan Keuangan dan Aset Desa pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Garut, Herna Sunarya, S.IP memaparkan pula ragam potensi pemberdayaan desa.
Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat pada Dinkes Kabupaten Garut, Hj. Eulis Dahniar, SKM antara lain mernyimpulkan, pola yang tepat dari perencanaan mampu menjadikan suatu kegiatan berdampak positip terhadap pembangunan kesehatan.

Sedangkan kunci perencanaan di desa adalah hasil musyawarah yang tertuang dalam RPJM Des, sebagai mahkamah tertingginya di desa.
Pertemuan advokasi tersebut, diikuti sekitar 40 peserta di antaranya sejumlah Kepala UPT Puskesmas, 15 kepala desa juga sejumlah Kepala Seksi di lingkungan Dinkes Garut.
*******
Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat.