“Meneguhkan Islam Wasathiyah di Era Global”
Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Sabtu, 09/01 – 2016 ).

Ketua “Majelis Ulama Indonesia” (MUI) Kabupaten Garut KH Drs Agus Muhammad Soleh menyatakan, kian mendesak bisa segera diselenggarakannya kaderisasi ulama, yang selama ini belum pernah dilaksanakan di kabupatennya.
Padahal dimilikinya kualifikasi ulama yang multi disiplin ilmu itu, merupakan tuntutan yang kudu terpenuhi guna “Meneguhkan Islam Wasathiyah di Era Global”
Lantaran kualitas ulama hari ini dan ke depan, juga harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi atawa Iptek, menghadapi percepatan atawa derasnya percepatan perkembangan teknologi informasi maupun IT, imbuh Agus Muhammad Soleh, Sabtu (09/01-2016).

Didesak pertanyaan Garut News jika dirinya kembali terpilih menjadi Ketua Umum MUI kabupaten setempat masa bhakti 2015-2020, dia mengemukakan segera memprioritaskan penyelenggaraan program kaderisasi keulamaan tersebut.
Minimal terdapat 42 peserta, atawa setiap wilayah kecamatan diwakili satu peserta yang memenuhi syarat diikutsertakan kegiatan kaderisasi keulamaan selama dua tahun, seperti halnya jenjang akademis strata dua atau S2, ungkapnya.
Sedangkan salah satu yang disyaratkan, setiap calon peserta kiaya muda ini minimal bisa menguasai kitab kuning, sehingga usai mengikuti kaderisasi keulamaan dipastikan dapat membaca situasi jaman, imbuhnya.
Kemudian penyelenggaraan program prioritas berikutnya, antara lain memberdayakan Lembaga MUI. Sehingga benar-benar bisa lebih dirasakan oleh Ummat.
Menyusul selama ini, banyak masyarakat yang masih belum bisa memanfaatkan keberadaan Lembaga MUI, mereka umumnya baru mendatangi MUI setelah permasalahan dihadapi sangat kronis. Padahal idealnya sebelum terjadi permasalahan dapat mengantisipasi dengan minta advokasi maupun pendampingan MUI setempat.

Kembali didesak pertanyaan kesiapannya dipilih kembali menjadi Ketua Umum MUI Kabupaten Garut, padahal permasalahan di kabupaten ini sangat komplek atawa berwajah banyak.
Agus Muhammad Soleh menyatakan, amanah tersebut merupakan tanggungjawab, meski jabatan itu tak boleh diminta.
Namun komitmennya, antara lain menjadi perekat kualitas persaudaraan antar ulama serta membangun komunikasi yang baik, dan sehat antar ulama dengan umaro, tandasnya.
Dalam pada itu pula, Musyawarah Daerah (Musda) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut 2016, bertemakan “Meneguhkan Islam Wasathiyah di Era Global”, dengan agenda utamanya antara lain pemilihan Pengurus MUI kabupaten setempat masa bhakti 2015-2020.
Humas MUI, H. Maman Suryaman, S.IP katakan helatan yang berlangsung dua hari pada Sabtu-Ahad (09-10/01-2016) tersebut, diikuti sekitar 100 peserta.
Antara lain dihadiri Ketua Umum MUI Provinsi Jawa Barat, Prof Rahmat Syafei.
Mereka terdiri 84 peserta dari 42 MUI kecamatan, 25 peserta DPH MUI kabupaten, serta 31 peserta dewan penasihat.
Sedangkan proses pemilihan pengurus diawali pembentukan formatur, yang memiliki 11 suara. Meliputi satu suara dewan penasihat, masing-masing satu suara ketua Umum dan Sekretaris Umum MUI, empat suara dari unsur MUI kecamatan, serta masing-msing dua suara dari unsur tokoh pesantren dan tokoh masyarakat, katanya.
Dikemukakan, terdapat tiga kandidat Ketua Umum MUI Kabupaten Garut, masing-masing KH Agus Muhammad Soleh, H. Sirojul Munir, dan H.Atep Muhammad Wahid Kosim.
Rangkaian kegiatannya, selain pembukaan juga terdapat pemaparan dari Komandan Kodim 0611 Garut, dilanjutkan sidang Pleno I hingga Sidang Pleno IV beragendakan pemilihan pengurus, ungkap Maman Suryaman.
*******