Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Kamis, 21/07 – 2016 ).

Penyelenggaraan “Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah” (MPLS) di lingkungan SMKN 2 Garut pada tahun pelajaran 2016/2017 ini, sangat berubah drastis dibandingkan kegiatan sama pada tahun-tahun sebelumnya.
Lantaran MPLS diikuti 700 murid baru pada lembaga pendidikan formal kerjuruan tersebut, tak terdapat lagi kakak kelas mereka yang iseng balas dendam, maupun usil terhadap adik tingkatnya. Bahkan Pengurus OSIS beserta pendamping pun tak bisa terlibat langsung pada kegiatan yang berlangsung tiga hari, sejak Senin (18/07-2016) itu.

Demikian dikemukakan Ketua Pelaksana MPLS SMKN 2 Garut, Drs H. Latif yang juga pengajar teknis otomotif spesial elektronic full Injection kepada Garut News di Kampus SMKN 2, Kamis (21/07-2016).
Dikemukakan, Pengurus OSIS dan Pendamping yang dilibatkan secara tak langsung tersebut, hanya sekedar membantu guru ikut serta merapikan barisan, maupun membantu persiapan setiap kegiatan.
Itu pun diawali dengan pernyataan mereka bersedia mematuhi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Bernomor : 18/2016 Tentang Tak Boleh Terjadi Kekerasan di Lingkungan Sekolah Saat Berlangsungnya MPLS.
Ternyata dari 79 Pengurus OSIS dan Pendamping itu, terdapat 17 di antaranya yang tak bersedia menandatangani perenyataan, maka 17 murid tersebut terpaksa tak dilibatkan sama sekali sebagai pendamping pembantu, ungkap Latif.

Dikatakan pula, seluruh proses kegiatan MPLS yang berlangsung kondusif ini, di antaranya diisi penyajian materi tentang upaya penanggulangan bencana alam gempa bumi, menyusul Kabupaten Garut termasuk kabupaten rawan terjadi bencana tersebut.
Setiap peserta juga dibekali buku saku berisikan “Siapkah Kita Menghadapi Bencana..?, disajikan nara sumber dari BPBD kabupaten setempat, ungkap Latif yang juga hobi memasak berkat pengalamannya menjadi anggota Pramuka, sehingga masakannya kerap tampil pada setiap penyelenggaraan jambore.
Sedangkan mengenai tata tertib sekolah, penerapannya berdasar komitmen bersama orang tua maupun wali murid.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat pada SMKN 2 Garut, H. Gusti Gunawan, S.Pd menyatakan, kini sedikitnya 150 guru di lingkungannya mengikuti Diklat tentang Kurikulum 2013, sebagai upaya penjelasaan yang benar kepada para guru dalam rangka pelaksanaan kurikulum 2013 itu.
Hari pertama, Kamis mendapat sajian materi dari para pengawas SMK, sedangkan keesokan harinya dilanjutkan dengan pembuatan “Rencana Pelaksanaan Pembelajaran” (RPP), antara lain pembuatan program tahunan mengajar, program semesteran, program bulanan, hingga program mingguan.
Pelaksanaan kurikulum 2013 terdapat penyederhanaan, sehingga diharapkan tak ada lagi tumpah tindih dua pokok bahasan yang terdapat di kelas satu dan dua seperti selama ini terjadi pada mata pelajaran Agama.
Total jumlah seluruh murid SMKN 2 Garut pada tahun pelajaran 2016/2017 ini, mencapai dua ribu siswa.
*********