Meretas Asa Pasca Penutupan TWA Gunungapi Papandayan

0
114 views

Esay/Foto : John Doddy Hidayat.

Garut News ( Sabtu, 07/02 – 2015 ).

Kalangan Akademisi dari Jakarta, Belum Bisa Masuki Kawasan Gunungapi Papandayan, Sabtu (07/02-2015) Sore.
Kalangan Akademisi dari Jakarta, Belum Bisa Masuki Kawasan Gunungapi Papandayan, Sabtu (07/02-2015) Sore.

Foto berita akhir pekan ini, Sabtu (07/02-2015), menampilkan potret meretas “asa” atawa harapan pasca penutupan TWA Gunungapi Papandayan (2.665 mdpl .

Menyusul “Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam” (BBKSDA) Jawa Barat, menutup sementara “Taman Wisata Alam” (TWA) Papandayan, dan TWA Guntur.

Kedua TWA berlokasi di Kabupaten Garut tersebut, terpaksa ditutup sementara lantaran memerhatikan kondisi cuaca yang cenderung ekstrim, katanya.

Gunungapi Papandayan Miliki Kaldera Terluas di Asia Tenggara.
Gunungapi Papandayan Miliki Kaldera Terluas di Asia Tenggara.

Sehingga dikhawatirkan bisa membahayakan pengunjung maupun masyarakat sekitar, yang masuk ke dalam kawasan, tandas Kepala BBKSDA Jabar Dr Ir Syivana Ratina, MSi.

Melalui Surat Edaran bernomor SE.223/BBKSDA JABAR-2/2015 Ditetapkan di Bandung Tertanggal 28 Januari 2015 Tentang Penutupan Sementara TWA Papandayan dan TWA Guntur, penutupan sementara itu juga memerhatikan kebutuhan pemulihan ekosistem kawasan.

Inilah Produk Letusan Gunungapi Papandayan.
Inilah Produk Letusan Gunungapi Papandayan.

Maka TWA Papandayan dan TWA Guntur ditutup sementara sejak 2 Februari hingga 31 Maret 2015.

Surat Edaran Kepala BBKSDA Jabar ini, ditindaklanjuti Kepala Bidang KSDA Wilayah III, Ir M. Djundjun Nurzaman, MM melalui suratnya Bernomor S.189/BBKSDA-JBABAR-5/2015 Tertanggal 29 Januari 2015.

Antara lain memohon bantuan dan kerjasamanya dapat mencegah pengunjung, dan masyarakat memasuki kawasan konservasi TWA Papandayan, dan TWA Gunungapi Guntur.

Fenomena Alam Sangat Menakjubkan.
Fenomena Alam Sangat Menakjubkan.

Di antaranya ditujukan kepada Sekda Kabupaten Garut, Forum Komunikasi Daerah, institusi teknis terkait serta para camat dan Muspika.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah V Garut pada BBKSDA Jabar, Toni Ramdhani kepada Garut News di ruang kerjanya, Jum’at (30/01-2015), antara katakan setiap seluruh jajarannya gencar menyosialisasikan Surat Edaran tersebut.

Indah Memesona.
Indah Memesona.

Sekaligus antara lain menyelenggarakan pemantauan lokasi bekas penambangan ilegal pasir di lereng Gunungapi Guntur.

Dilakukan pula perbaikan palang besi penghalang mobilitas transfortasi kendaraan angkutan pasir sekitar lokasi Sereuh Jawa Gunungapi Guntur, yang diduga kuat dilakukan pengrusakan.

“Kesenyapan Abadi”

Dalam pada itu, sisi menarik kesenyapan abadi kerap dialami kalangan pengamat, di Pos Pengamatan Gunungapi Papandayan pada “Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi” (PVMBG).

Mengalir Sangat Bening.
Mengalir Sangat Bening.

Namun kesunyian seputar Pos Pengamatan pada perbukitan berelevasi 1.156 mdpl di wilayah Kecamatan Bayongbong, Garut, Jawa Barat tersebut, senantiasa bisa mereka nikmati.

Meski lebih banyak bertemankan tak hentinya derit ketukan jarum seismograf analog.

Serta tampilan digital beragam piranti penunjang lain, termasuk visual seputar Kawah Emas, Kawah Baru, dan Kawah Nangklak Gunungapi Papandayan acap terselimuti kabut tebal terekam CCTV.

Menyejukkan Nurani.
Menyejukkan Nurani.

Momon bersama rekannya, Krisno dan Johan, selama ini pula “concern” dengan komitmennya masing-masing, menelisik serta melaporkan setiap dinamika denyut nadi gunungapi itu.

Lantaran kegempaan vulkanik dan tektoniknya, yang sejak 2011 hingga kini masih berstatus “waspada”, kerap pula berlangsung fluktuatif.

Momon beserta dua rekannya, mengamati pula perkembangan seputar Kawah Walirang (2.193 mdpl), Kawah Maung (1.864 mdpl), juga Kawah Nangklak.

Lembah Sunyi di Ketinggian.
Lembah Sunyi di Ketinggian.

Sehingga sejak pertengahan Nopember 2014 Tim dari PVMBG memproses pemasangan tiga jenis perangkat pemantau baru.

Penanggungjawab Pos Pengamatan Gunungapi Wilayah Barat, Dr Heti Triastuti kepada Garut News di Gunungapi Papandayan, Sabtu (22/11-2014),  katakan produk kerja ketiga jenis piranti ini, dapat langsung dipantau pada Pos Pengamatan Gunungapi Papandayan.

Pemasangan dilakukan pada hamparan Gunung Walirang berupa CCTV, kemudian pada lokasi beda berlangsung pemasangan Depormasi atawa Tilt Meter, guna mengetahui besarnya pembengkakan badan gunung.

Serta pemasangan perangkat pengukur suhu tanah.

Pos Pengamatan Gunungapi Papandayan.
Pos Pengamatan Gunungapi Papandayan.

Gunungapi Papandayan berketinggian 2.665 mdpl atawa 1.950 meter di atas dataran kota Garut, bertipe Strato tipe A.

Pertama kali meletus pada sekitar 11-12 Agustus 1771, berkarakter letusan berupa erupsi eksplosif preatomagmatik berskala menengah (dimanifestasikan sejumlah endapan aliran dan jatuhan piroklastik).

Secara berangsur, kekuatan erupsi melemah dan cenderung menghasilkan erupsi epusif magmatik (dimanifestasikan sejumlah leleran lava berkomposisi andesit).

Heti Triastuti juga menyesalkan kian banyaknya pengunjung termasuk anak-anak, padahal gunungapi ini masih berstatus waspada.

Padahal PVMBG sejak lama merekomendasikan agar pada radius seribu meter dari bibir kawah, kudu bebas dari beragam aktivitas manusia.
Kenyataannya nyaris setiap seluruh pengunjung sering melintas dekat kubangan kawah.
Selain itu, kini kian merebak marak berdiri kios pedagang kaki lima, bisa membahayakan lantaran juga kerap terdapat guguran tebingnya.
Didesak pertanyaan Garut News mengenai upaya mencegah bahaya bagi pengunjung dan masyarakat, Heti Triastuti katakan tergantung kebijakan Pemkab setempat.
Lantaran pihak PVMBG juga telah merekomendasikannya, tandas dia pula, singkat.
*******

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here