“Garut Dijadikan Surga Meregang Nyawa Tenggak Miras Oplosan”
Garut News ( Kamis, 03/09 – 2015 ).

Meregang nyawa kemudian tewas mengenaskan diduga lantaran menenggak “minuman keras” (miras) oplosan di Garut, Jawa Barat, kian terus berjatuhan sejak skandal tersebut mengemuka ke publik, Selasa (01/09-2015).
Bahkan hingga kini, jumlah korban terpaksa dilarikan ke RSU dr Slamet mencapai 13. Tiga korban di antaranya tewas mengenaskan, saat dilakukan proses perawatan petugas medis rumah sakit.
Ketiganya, terdiri Syamsul(24), Heri Budiman(20), serta Yana Suryana(39).
Syamsul, penduduk Kecamatan Cilawu tewas di rumah sakit, Senin (31/08-2015) malam, kemudian Heri Budiman asal Kecamatan Garut Kota, Rabu (2/9/2015) dini hari, serta Yana Suryana juga asal Kecamatan Garut Kota, petang harinya.

Malahan diduga korban dugaan keracunan miras oplosan lebih banyak, sebab tak seluruhnya dibawa ke rumah sakit atawa Puskesmas.
Informasi diperoleh dari lapangan menunjukan, setidaknya terdapat tiga penduduk Garut Kota, seorang di antaranya perempuan, tewas diduga keracunan miras oplosan, sebelum mereka sempat dibawa ke rumah sakit. Masing-masing GR, DG dan SS (22).
Ketiganya bergejala sama para pasien diduga keracunan miras oplosan dirawat di rumah sakit, mirip orang mengalami over dosis obat-obatan. Mereka merasa pusing, sakit kepala, dan mual-mual usai menenggak minuman haram itu.
Humas RSU dr Slamet Garut Lingga Saputra katakan, korban tewas berkondisi sangat kritis saat tiba di rumah sakit. Bahkan sempat dirawat di ruang “Instalasi Gawat Darurat” (IGD) kemudian dipindahkan ke ruang ICU.
“Hingga kini, jumlah korban ditangani RSU sekitar 13. Tiga orang di antaranya meninggal dunia, lainnya masih dirawat,” kata Lingga.
Berdasar keterangan sejumlah korban, diduga miras oplosan ini berbahan cairan alkohol 70% dicampurkan minuman suplemen.
Di antaranya ANR (15) mengaku bahan baku miras oplosan mudah dibeli di toko atawa kios. Dia juga mengaku minum miras oplosan tersebut bersama teman-temannya, Sabtu malam lalu. Menurutnya, miras oplosan terpaksa diracik lantaran miras asli harganya mahal.
“Usai minum hanya pusing biasa seperti orang mabuk. Tetapi belakangan kepala tambah pusing dan mual-mual. Saya pun ahirnya dibawa ke sini (rumah sakit),” katanya.
Camat Garut Kota Usep Basuki Eko membantah pernyataan para korban tentang mahalnya harga miras sehingga terpaksa menenggak miras oplosan.
Menurut dia, saat ini peredaran miras sangat terbatas karena sering ada razia, katanya.
“Mereka membuat miras oplosan karena miras di kawasan kota Garut susah dicari sebab sering dilakukan razia bersama unsur Muspika,” katanya pula.
**********
Noel, jdh.