Merebak Wisata Ilegal di Lingkar Luar Cipanas

0
142 views
Tugu PLP dan Bentangan Tanggul Penahan Lahar Dingin/Banjir.
Bekas Penggalian Pasir Bisa Menjadi Banyak Kolam Besar.

“Memikat Banyak Wisatawan”

Garutnews ( Kamis, 19/08 – 2021 ).

Bersamaan dibangunnya ruas jalan baru lingkar luar Cipanas melintasi kawasan kaki Gunungapi Guntur, maka kegiatan wisata ilegal pada sejumlah titik lokasi pun merebak-marak.

Antara lain di eks kawasan tambang liar galian C blok PLP perbatasan Desa Pasawahan dengan Kelurahan Pananjung Kecamatan Tarogong Kaler.

Berdaya tarik pemandangan eksotik terhampar bebatuan besar bekas lintasan lava erupsi gunungapi berketinggian sekitar 2.249 mdpl itu. Juga berudara sejuk berlatar gunungapi ini bak raksasa penjaga bumi, serta bentangan pegunungan lain.

Di sana juga ada bangunan tugu Pusat Latihan Perang (PLP) berdaya tarik wisata. Meski berkondisi tak terawat. Menjulang tinggi dibangun sekitar 1960an. Lokasi PLP dengan tugunya sempat menjadi markas pasukan Kujang 305.

Bangunan tugu, dan lokasi-lokasi bekas galian C menjadi sasaran pengunjung untuk bermain, terutama berswafoto.

Padahal, lokasi menjadi destinasi pengunjung tersebut merupakan kawasan Cagar Alam Kamojang Komplek Gunungapi Guntur terlarang bagi kunjungan aktivitas wisata. Juga, kondisinya berbahaya bagi keselamatan pengunjung.

Lantaran banyak titik lokasi rentan terjadi guguran bebatuan beragam ukuran dan pasir. Pengunjung pun rawan terpeleset, dan terjatuh pada permukaan bebatuan yang kasar runcing seperti halnya batu karang.

Namun banyaknya pengunjung menjadikan sejumlah warga setempat mencoba mengais keuntungan dengan membuka kios dan mengutip jasa perparkiran kendaraan.

Lokasi bekas galian C di Blok PLP terutama ramai didatangi pengunjung pada saban Ahad atau hari libur lainnya. Mereka berkendaraan roda dua maupun roda empat. Ada juga berjalan kaki.

Tak semua pengunjung datang semata hendak menikmati suasana dan keindahan pemandangan di atas bekas tambang ilegal galian C. Sebagian justeru tak sengaja datang dan naik bermain di sana. Mereka datang hendak melihat jalan baru lingkar luar Cipanas dalam tahap pembangunan itu.

Mereka tergoda berhenti menikmati pemandangan bebatuan eksotik di sana saat melintasi lokasi.

“Saya baru tahu ada lokasi bagus. Saya mau ke Samarang, penasaran ingin mencoba jalan baru lingkar Cipanas. Jalannya ternyata belum beres. Tetapi kita nemu pemandangan bagus. Ya, berhenti dulu. foto-foto,” ungkap Maman pesepada motor asal Kadungora, Kamis (19/08-2021).

Seksi Konservasi Wilayah V Garut Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat selaku pemangku kawasan menegaskan, lokasi di Blok PLP itu masuk kawasan BBKSDA, bukan merupakan tempat wisata.

Di sana bahkan sempat dipasang spanduk pemberitahuan sekaligus pelarangan wisata dan dipasangi garis polisi tanda larangan bagi siapapun mengunjungi lokasi. Namun spanduk dan garis polisi hanya bertahan sebentar sebab hilang diambil orang tak bertanggung jawab.

“Kepada warga hendak menjadikan sebagai obyek wisata, kita juga berikan teguran secara lisan maupun tulisan,” kata Kepala Seksi Wilayah V Garut Dodi Arisandi melalui Kepala Resort Cagar Alam/Taman Wisata Alam Kamojang Sepdi Hendayana.

Namun begitu, Sepdi tak menampik besarnya potensi geowisata di kawasan bekas tambang ilegal galian C di kaki Gunungapi Guntur itu. Termasuk di Blok PLP. Sehingga hal itu memancing antusiasme tinggi masyarakat mengunjungi kawasan.

Di sisi lain, masyarakat setempat juga berkeinginan mendapatkan manfaat atas besarnya potensi kunjungan wisatawan guna meningkatan kehidupan dan penghidupan mereka.

“Kita juga terus berkomunikasi dengan pelbagai pihak mencari solusi atas persoalan ini agar lingkungan tetap terjaga namun bisa mendatangkan manfaat bagi kehidupan ekonomi masyarakat setempat. Karena itu, kita menyambut baik keinginan masyarakat agar kawasan terdapat bekas galian C itu berubah statusnya dari cagar alam ke taman wisata alam,” katanya.

******

Abisyamil/Ilustrasi Fotografer : Abah John.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here