Mengenang Tragedi Puncak Amuk Cimanuk Luluhlantakan Garut

Mengenang Tragedi Puncak Amuk Cimanuk Luluhlantakan Garut

700
0
SHARE
Buku yang Diterbitkan Media Online www.garutnews.com
Garut News ( Jum’at, 20/09 – 2019 ).
Korban Rumah Terendam Bahkan Tenggelam Segera Dievakuasi.

“Bencana 1 Januari-20 September 2019 Hancurkan 212 Rumah Penduduk”

Oleh : John Doddy Hidayat

Bencana di Kabupaten Garut, Jabar, selama rentang waktu 1 Januari hingga 20 September 2019 menghancurkan 212 rumah penduduk, juga 43 rumah rusak berat, 264 rusak sedang, 82 rusak ringan, empat terancam, dan 106 rumah terendam.

Meski tak menelan korban jiwa namun dari 709 KK atau 2.860 korban bencana tersebut, terdapat 584 KK atau 2.544 warga di antaranya sempat terpaksa diungsikan, dengan total kerugian material ditaksir mencapai Rp14,737 miliar.

Pencarian Penduduk Terjebak Banjir, Menggunakan Perahu Karet, Selasa Tengah Malam (20/09-2016).

Kabid Jaminan Perlindungan Sosial Dinsos Garut Heri Gunawan didampingi Kasi Perlindungan Sosial Budiyana, Jum’at (20/09-2019), katakan disalurkan bantuan tanggap darurat terutama berupa beras serta lauk-pauk kepada korban bencana.

Sedangkan dari 157 peristiwa bencana ini terdiri kebakaran dengan 97 kasus maupun terbanyak, pergerakan tanah, tanah longsor, angin puting beliung, banjir, dampak Tsunami Banten, serta gempa bumi.

“Prahara 20 September 2016 Silam”

Gelegak amuk luapan Sungai Cimanuk yang selama ini melintasi sekitar delapan wilayah kecamatan di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Meluluh-lantakan banyak pemukiman penduduk, juga antara lain sarana “Unit Donor Darah” (UDD) PMI kabupaten setempat menjadikan lumpuh total tak bisa melayani jasa kebutuhan darah.

Bahkan derasnya luapan sungai tersebut menjadikan RSU dr Slamet terendam sehingga sarat dipenuhi lumpur, termasuk nyaris sepanjang Jalan RSU maupun Jalan Pembangunan.

Wakil Bupati Garut Saksikan Langsung Evakuasi Korban Banjir.
Wakil Bupati Garut Saksikan Langsung Evakuasi Korban Banjir.

Sedikitnya 500 labu darah terkoyak, termasuk luluh-lantaknya laboratorium, dan penyimpanan darah, juga ruang utama serta ruang transfusi darah, dengan kerugian material bisa mencapai Rp3 miliar lebih, ungkap Kepala UDD, Rahmat Widjaya.

Wakil Bupati Garut, dr H. Helmi Budiman kepada Garut News pada salah satu lokasi kejadian mengaku sangat “shock” atas musibah banjir itu.

Dikemukakan, kini lebih memprioritaskan kegiatan evakuasi serta upaya penyelamatan penduduk yang dilanda banjir ini, kemudian segera dilakukan inventarisasi data termasuk jumlah korban, dan kerugian, serta upaya penanggulangannya.

Penghuni Panti Jompo Sementara Terpaksa Dievakuasi Pada Emperan Gedung Panti.
Penghuni Panti Jompo Sementara Terpaksa Dievakuasi Pada Emperan Gedung Panti.

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan Uu Saepudin antara lain menyatakan, membludaknya aliran Sungai Cimanuk akibat hujan sangat deras sejak dari arah hulu.

Menyusul sejak pukul 19.30 (Selasa, 19/09-2016) berlangsung hujan sangat deras nyaris di seluruh wilayah Kabupaten Garut, yang berlangsung selama tiga jam lebih.

Sarana Panti Werdha maupun Panti Jompo juga terendam, malahan terdapat beberapa ruangan menjadi luluh-lantak, sedikitnya menelan satu korban jiwa, seorang korban lainnya berusia renta masih dilakukan pencarian.

Jembatan Cimanuk di Lokasi Maktal, serta Jembatan Cikamiri sempat lumpuh total tak bisa dilintasi kendaraan.

Lantaran kondisi luapan air sungainya sempat sampai pada badan jalan jembatan, sehingga sarat lumpur seperti halnya pada lintasan Jalan RSU sepanjang ratusan meter dipenuhi endapoanb lumpur tergerus banjir.

Sedangkan lokasi banjir lain, antara lain di perkampungan Pemukiman Penduduk Cimacan, Perumahan Cijati Asri. Juga di Kecamatan Bayongbong.

“Sebelumnya BMKG Ajak Masyarakat Waspada”

Garut News pada edisi 19 September 2016 mengutip dan menyajikan berita – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengajak masyarakat untuk mewaspadai cuaca. Mulai hari ini (19/9/2016) hingga tiga hari ke depan, Kamis (22/9/2016), hujan lebat berpotensi mengguyur Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara.

Termasuk Korban Anak-anak Dievakuasi dengan Ambulance.
Termasuk Korban Anak-anak Dievakuasi dengan Ambulance.

“Saat ini, wilayah Indonesia bagian barat dipengaruhi oleh fenomena Indian Ocean Dipole Mode (IOD). Fenomena itu meningkatkan supply uap air ke sebagian besar Pulau Sumatera dan Jawa,” kata Agie Wandala Putra, Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca BMKG.

Fenomena IOD terjadi bersamaan dengan Madden Julian Oscillation (MJO) yang memicu penguapan dan meningkatkan akumulasi awan hujan. “Dari regional juga terdapat daerah perlambatan dan belokan angin sehingga mengakibatkan pertumbuhan awan hujan menjadi lebih intens,” imbuh Agie kepada Kompas.com, Senin (19/9/2016).

Mantan Kepala UPTD Damkar Evakuasi Seorang Anak Yang Rumahnya Terendam Banjir.
Mantan Kepala UPTD Damkar Evakuasi Seorang Anak Yang Rumahnya Terendam Banjir.

Wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat adalah Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, pesisir selatan Jawa, Bali, serta Nusa Tenggara Timur.

Agie mengajak masyarakat untuk mewaspadai dampak hujan berupa banjir, tanah longsor, banjir bandang, pohon tumbang, serta jalan licin. Selain hujan lebat, fenomena lain yang perlu diwaspadai adalah petir dan angin kencang.

Sementara itu, untuk masyarakat nelayan atau yang hendak berlibur ke lautan, diharapkan mewaspadai gelombang laut setinggi 2,5 – 4 meter. Perairan yang diperkirakan mengalami gelombang tinggi diantaranya Laut Andaman, Enggano, Selat Sunda bagian selatan, Samudera Hindia, Selat Bali, Selat Lombok, dan Selat Alas.

Salah Seorang Korban Banjir.
Salah Seorang Korban Banjir.

Bagi warga perkotaan, kewaspadaan bisa dimulai dengan membawa mantel dan payung saat bepergian sehingga tidak perlu berteduh di jalan dan memperparah kemacetan. Upaya membersihkan sampah di saluran irigasi dekat rumah juga bisa dilakukan untuk meminimalkan potensi timbulnya banjir.

 

Fotografer : John Doddy Hidayat.

********

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY