“Inilah Kedasyatan Gelegar Gunungapi Papandayan Sejak 1772″
Esay/ Fotografi : John Doddy Hidayat.
Garut News ( Kamis, 30/07 – 2015 ).

Gunungapi Papandayan di wilayah Kecamatan Cisurupan Garut, Jawa Barat, memiliki banyak titik lokasi bongkahan kawah.
Di antaranya Kawah Mas, Kawah Nangklak, Kawah Manuk, juga terdapat kawah lain sekitar Tegal Alun-alun, serta Tegal Brungbung.
Berketinggian 2.665 mdpl atawa 1.950 m di atas dataran kota Garut, dengan Tipe Gunungapi Strato. Pos Pengamatannya terletak pada ketinggian 1.050 mdpl di kampung Pusparendeng, Desa Pakuwon, Kecamatan Cisurupan.

Bisa dengan cukup mudah dicapai dari pusat kota Garut, sedangkan dari Bandung dapat berkendaraan bermotor melalui Pangalengan, melewati daerah perkebunan Garut Selatan (Sedep dan Malabar) hingga perkebunan Cileuleuy (lama perjalanan sekitar tiga jam), dari sini dilanjutkan menuju Kawah Mas (lama perjalanan sekitar 30 menit).
Demografi Konsentrasi pemukiman penduduk berada di sektor Timur Laut, Tenggara dan Timur Tenggara yakni di Kecamata Bayongbong, Cikajang dan Cisurupan.

Sedangkan pemukiman penduduk di sektor utara, barat laut, barat, baratdaya dan selatan, jumlahnya relatif sedikit.
Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi a. Batuan Beku Cadangan batuan beku cukup berlimpah, berupa lava berkomposisi andesit dan andesit-basaltik, dimanfaatkan menjadi batu belah dan batu lempengan untuk keperluan bahan bangunan, dan batu hias, pengerasan jalan, serta pembuatan jembatan.
b. Belerang (Sulfur) Cadangan belerang (sulfur) cukup berlimpah, terutama di Kawah Mas (puncak G.Papandayan), dipergunakan pembuatan pupuk.

Akses jalan menuju Kawah Mas sudah beraspal dengan kondisi relatif baik, kecuali antara tempat parkir dengan Kawah Mas.
c. Kaolin Cadangan kaolin relatif sedikit, terutama terdapat di sekitar G. Walirang, Kawah Mas dan pada sebaran endapan guguran puing (debris avalanche deposit). Biasanya dipergunakan pembuatan porselin, dan obat-obatan.
Wisata Gunungapi.
Terdapat di sekitar puncak G. Papandayan, yakni di Kawah Mas. Untuk objek camping cukup representatif, sekitar Tegal Alun-alun dan Tegal Brungbung. Panorama alam memukau, terdapat di sektor barat, barat laut dan utara, terutama lantaran hamparan perkebunan tehnya.

Bagi penggemar hiking, bisa melakukannya melalui sektor timur laut, yakni melalui kampung Panday, melewati Pos Pengamatan G, Papandayan (berposisi di kampung Pusparendeng), kampung Pangauban .
Dari sini menuju puncak G. Papandayan sektor timur laut melewati punggungan berkemiringan lereng dengan lama perjalanan berkisar 5-6 jam.
Sejarah Letusan.
Data aktivitas Kegiatan Gunungapi Papandayan tercatat dalam sejarah, yakni sejak tahun 1772 hingga tahun 1927, kemudian letusan pada sekitar 2010.

Rinciannya di antaranya 1) 1772. 11-12 Agustus, terjadi letusan besar dari kawah pusat, awan panas dilontarkan memakan korban jiwa sekitar 2.951 orang dan menghancurkan 40 buah perkampungan.
Pada 1882. 28 Mei, terdengar suara gemuruh terus menerus dari arah utara kampung Campaka Warna, diduga berasal dari G. Papandayan
Kemudian 1923. 11 Maret, terjadi letusan lumpur beserta lontaran batu-batu dilontarkan hingga jarak 150 m. Terdapat tujuh lubang letusan dalam Kawah Baru, dan letusan ini didahului gempa bumi terasa di Cisurupan.

Selanjutnya 1924. 25 Januari, Kawah Mas suhunya naik dari 364 o menjadi 500 o, kemudian terjadi letusan lumpur di Kawah Mas, dan Kawah Baru.
Disusul 16 Desember, terdengar suara gemuruh dan ledakan dari Kawah Baru, hutan sekitar kawah menjadi gundul karena tertimpa bahan lontaran (batu danlumpur). Bahan lontaran tersebut dilontarkan ke arah timur, dan lumpurnya nyaris mencapai kampung Cisurupan.
Pada 1925. 21 Pebruari, terjadi letusan lumpur pada Kawah Nangklak, disusul semburan lumpur disertai dengan emisi gas kuat.

Disusul 1926. Terjadi letusan preatik (mengandung lumpur dan sulfur) di Kawah Mas.
Tahun 1927. Di Kawah Mas terjadi letusan preatik terdiri dari lumpur bercampur belerang. Di kawah Baru, terjadi letusan lumpur belerang.
1928. 16-18 Februari, terjadi kenaikan temperatur di Kawah Mas. 1942. 15-16 Agustus,Di Kawah Mas terbentuk kawah baru. 1993 15 Juli, Di Kawah Baru terjadi peristiwa letusan lumpur.

Pasca 1993. Kegiatan G. Papandayan terbatas pada kepulan asap fumarola dan solfatara serta bualan lumpur, dan air panas di sekitar Kawah Mas dan Kawah Baru (kawah termuda G.Papandayan).
Kemudian terjadi letusan pada sekitar 2010.
Karakter Letusan.
Karakter letusan G. Papandayan, berupa erupsi eksplosif preatomagmatik berskala menengah (dimanifestasikan oleh sejumlah endapan aliran dan jatuhan piroklastik).
Secara berangsur, kekuatan erupsi G. Papandayan melemah, dan cenderung menghasilkan erupsi epusif magmatik (dimanifestasikan sejumlah leleran lava berkomposisi andesit/andesit basaltik).
Periode Letusan

Periode letusan antara lain berkisar antara satu dan 151 tahun, dengan rincian : setelah meletus pada 1772, letusan berikutnya 1923. Setelah letusan 1923, ritme letusan semakin sering, yakni pada 1924, 1925, 1926, serta 2012.
Setelah tahun 1923, tak terjadi lagi letusan dari Kawah Mas (kawah pusat termuda G.Papandayan).
Tipe Letusan.
Tipe letusan eksplosif (pada awal pembentukkan, dimanifestasikan sejumlah endapan aliran dan jatuhan piroklastik) serta letusan epusif (dimanifestasikan dengan sejumlah leleran lava berkomposisi andesit andesit basaltik).

Dalam pada itu, Kodam III Siliwangi bersama Pemkab Garut menyelenggarakan simulasi penanggulangan bencana Gunungapi Papandayan, Kamis (30/07-2015).
Dipimpin langsung Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Dedi Kusnadi Thami, melibatkan sedikitnya seribu personil dari unsur TNI, Polri dan Pemkab setempat, juga institusi resmi lainnya.

Di antaranya mengevakuasi warga Cisurupan ke posko bencana di Bungbulang, kemudian dilanjutkan evakuasi ke posko terakhir di desa Ngamplang Kecamatan Cilawu.
********
Sumber :
Compiler :
M. Hendrasto (totok@vsi.esdm.go.id)
Editor : Mas Atje Purbawinata, Asnawir Nasution.