Garut News ( Sabtu, 31/08 – 2014 ).

Kondisi bedeng atawa perumahan buruh kebun teh pada salah satu PTPN di Kabupaten Garut, Jawa Barat, barangkali tak jauh beda dengan rekannya di daerah lainnya.
Bahkan kerap mereka menempati domisili pada rumah sangat sederhana dengan fasilitas apa adanya tersebut.
Mungkin selama ini, berlangsung secara turun-temurun.

Juga dengan profesi sama, sebagai buruh rendahan atawa pemetik pucuk daun teh.
Pada rumah, yang tentunya hanya diterangi pijar lampu temaram, sebagaimana umumnya kondisi bedeng di perkebunan.
Bisa dipastikan pula, tak maksimal menunjang proses belajar anak-anak sekolah.
Bahkan cuaca dingin perkebunan, malahan bisa cepat menggiring seisi rumah segera beranjak tidur berselimutkan sangat tebal.

Maupun lebih banyak menghabiskan waktu istirahat malam, hanya dengan menonton tayangan televisi berantenekan parabola milik tetangga.
Sambil membalut sekujur tubuh dengan kain, atawa sarung.
Sedangkan di luar rumah nyaris setiap saat bercuaca dingin berangin kencang, hanya bisa ditemukan kesunyian mencekam.
Dibalut kabut tebal, mencekam pula.

Kecuali mungkin terdapat gelaran hiburan, atawa layar tancap.
Yang pasti, tingkat kesejahteraan buruh kebun menempati bedeng ini, sangat tak berbanding lurus dengan potensi sumber daya alam sekitarnya.
Demikian berlimpah ruah.
Pertanyaannya kapan, dan kapan lagi mereka bisa maksimal mereka nikmati?

Jawabnya barangkali, hanya waktulah yang menentukan.
Walauhualam bi sawab.
*******
Esay/Foto :
John Doddy Hidayat.