
“Miliki Keistiqamahan”
Garutnews ( Senin, 02/04 – 2022 ).
Dengan senantiasa memiliki keistiqamahan, dan kesungguhan dalam beribadah. Dipastikan tak ada yang berubah kendati Ramadhan berlalu.
Dengan menjadi ‘Rabbaniyyin‘ bukan ‘Ramadhaniyyin’. Yakni menjadi hamba-hamba yang taat sepanjang masa karena Allah SWT semata. Tak hanya selama musim Ramadhan.
Beribadahlah secara kontinu dan sungguh-sungguh sepanjang tahun dan jangan hanya beribadah pada bulan Ramadhan.

Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW :
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit. ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya.” (HR. Bukhari nomor 6465 dan Muslim nomor 783).
Firman Allah SWT :
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
”Dan beribadalah kepada Tuhanmu selamanya sampai datang kepadamu kematian.”(QS. Al Hijr: 99).

Berikut Shalat Idul Fitri 1443 H di Garut, Masjid Agung Garut Imam : Ketua DKM Masjid Agung Garut, KH. Mimar Hidayatullah, Khotib DR. H. Suherman, SH.,M.Si – Asisten Pemkesra Setda Kabupaten setempat.
Masjid Nurul Iman Komp. Pertamina, Imam & Khotib dr. H. Helmi Budiman – Wakil Bupati, Lapangan Gelora Merdeka(Kerkoff) Imam & Khatib : K.H. Drs. Asep Zakaria, Lc., M.Si.
Masjid At-Taufik Hidayat, Jalan Patriot Khotib : Rektor UNIGA, Dr Ir H. Abdusy Syakur Amin, M.Eng, Halaman Setda/Masjid At-Tauhid, Imam & Khotib : Ust. Saeful Hayat dari Persis.

Citra Jaya Sentosa Imam & Khotib Ust. Ganjar Jojon Johari, ST.MT, Perum Bumi Malayu Asri/Masjid Al Ihsan ; Imam & Khotib : Ustadz H. Bunyamin, Lc. Perum Intan Regency, Imam & Khotib : Ustadz Dede Ishaq Munawwar Lc, Mpd, MCE.
Perum Pesona Intan, Jl. Raya Samarang, Imam & Khotib : Drs. Hapid Ismail, M.Pd serta Lapang Parkir Teras Cimanuk ; Imam & Khotib Drs Asep Mohamad Ali Nurdin, M.H – Ketua Pengadilan Agama Indramayu.

“Syiar Islam yang Agung Usai Ramadhan”
Melalui puasa manusia dapat memfitrikan ucapan, pikiran, dan tindakan-tindakan setiap individual.
Sebab kita diajari mampu mengendalikan diri dari segala keinginan yang tak berujung, bahkan cenderung kerap membahayakan.
Sehingga dalam ruang lingkup yang lebih luas, puasa juga sebenarnya dapat menghentikan dunia dari kepungan bahaya mengancam. Akibat ketidakberdayaan mengendalikan syahwat eksploitatifnya.

Puasa sebenarnya antitesa dari seluruh kegiatan manusia agar tak hanya mengenal budaya melampiaskan (eksploitasi), melainkan juga mengenal bagaimana menerapkan budaya menahan dan mengendalikan (sumber daya) demi kepentingan jangka panjang.
Segenap Keluarga Besar Garutnews juga Pesantren Tahfid Yadul ‘Ulya.
Mengucapkan :
“Selamat Berlebaran Idul Fitri 1443 H/2022, Mohon Maaf Lahir – Bathin”
******
Pelbagai Sumber/Ilustrasi Fotografer : Abah John.