Garut News, ( Selasa, 22/10 ).

Ilmuwan mengajukan gagasan, ras manusia purba Denisovans pernah menyeberangi lautan Indonesia, tepatnya Garis Wallace, garis khayal memisahkan fauna Australasia dengan Eurasia, terletak di antara Kalimantan, dan Sulawesi serta antara Bali dan Lombok.
Menurut ilmuwan, setelah menyeberangi lautan tersebut, Denisovans terus bergerak ke timur menuju wilayah Australia, dan Papua Niugini selanjutnya kawin silang dengan spesies manusia modern.
Gagasan itu, muncul setelah tiga tahun lalu, ilmuwan menemukan tulang jari kecil di goa Denisovans wilayah Pegunungan Altai, Asia bagian utara.
Dengan tulang jari itu, ilmuwan berhasil mengungkap genom Denisovans.
Hasil analisis genetik menunjukkan, adanya tanda kawin silang antara Denisovans dan manusia modern, tetapi hanya berada di wilayah Australia, dan Papua Niugini.
Pada daratan utama Asia lokasi fosil Denisovans ditemukan, ilmuwan justru tak menemukan tanda kawin silang.
Alan Cooper dari University of Adelaide di Australia, dan Chris Stringer dari Natural History Museum di Inggris dalam opininya di jurnal Science, Kamis (17/10/2013), mengatakan hal itu bisa dijelaskan apabila Denisovans menyeberangi garis Wallacea.
“Di daratan utama Asia, baik spesies manusia purba, maupun spesies manusia modern terisolasi dan memiliki DNA Denisovans, mengindikasikan tak ada sinyal Denisovans pernah kawin silang di daerah itu,” katanya.
“Satu-satunya tempat di mana sinyal genetik itu ada, pada area timur garis Wallace dan di sanalah kami berpikir kawin silang itu terjadi, meski itu berarti Denisovans kudu menyeberangi lautan,” ungkap Cooper seperti dikutip Science Daily, Kamis lalu.
ABC Science, Jumat (18/10/2013), memberitakan wilayah dipisahkan garis Wallacea tak pernah terhubung daratan sebelumnya.
Hal itulah memberi penjelasan mengapa jenis-jenis hewannya juga beda.
“Kami berpikir Denisovans menyeberanginya dan manusia kawin silang dengan mereka setelah menyeberangi garis itu sendiri,” kata Cooper.
Cuma sedikit manusia menyeberang.
Setelah menyeberang, manusia bertemu Denisovans di timur Wallacea.
Menurut ilmuwan, penemuan ini penting lantaran bisa menjadi petunjuk keahlian Denisovans.
“Mengetahui Denisovans menyebar melampaui hambatan laut membuat pertanyaan tentang perilaku, dan kemampuan kelompok itu, serta seberapa jauh mereka tersebar,” ungkap Cooper.
Ilmuwan katakan, fakta menarik lain terungkap penelitian, Denisovans jantan mengawini manusia modern betina setelah menyebrangi garis Wallace 50.000 tahun lalu.
Temuan ini, juga mengungkap keragaman spesies manusia purba di Indonesia.
Denisovans bergabung manusia Flores (Homo floresiensis), dan jenis manusia purba lain di Indonesia saat itu.
Editor : Yunanto Wiji Utomo/ Kompas.com