Garut News ( Senin, 18/05 – 2015 ).

Kondisi makam figur selama ini dikenal penyebar Islam di Tatar Sunda, Prabu Kian Santang, ternyata kian tak terawat baik.
Padahal sosok tersebut, tak asing bagi Umat Islam, terutama pemerhati sejarah Islam di Provinsi Jawa Barat.
Selama ini keberadaan makam Prabu Kian Santang juga dikenal dengan sebutan Syekh Sunan Rohmat Suci Godog di Desa Lebak Agung Karangpawitan Garut minim perhatian Pemkab setempat, bahkan terkesan malahan ditelantarkan.
Menyusul parahnya kerusakan lintasan ruas badan jalan mulai akses masuk dari pertigaan Jalan Raya Karangpawitan hingga ke titik lokasi makam sepanjang sekitar lima kilometer.
Kondisi ini juga diperparah jalan menanjak dengan lebar hanya sekitar empat meter. Sedangkan titik lokasi rawan longsor tersebar pada beberapa lokasi. Mengakibatkan kendaraan besar bus tak bisa melintasinya.
Terlebih lagi banyak kendaraan truk pengangkut sampah terparkir sepanjang jalur jalan berakibat kenyamanan pengendara terganggu.
Pemerhati Kebijakan Publik Garut, Iwan Irawan sangat menyesalkan tak seriusnya Pemkab memerhatikan pemberdayaan makam keramat Godog. Dia menuding Pemkab hanya mau mengklaim kepemilikan dan meraup keuntungan komersial tanpa bertanggung jawab melakukan penataan dan pemerdayaan.
Lantaran terindikasi disertifikatkannya sekitar dua hektare lahan makam keramat Godog pada Maret 2015 lalu, jauh sebelumnya dibangun portal retribusi pengunjung.
Padahal seluruh pengelolaan dan pembangunan sarana fasilitas makam Godog selama ini dilakukan pengelola masyarakat setempat, tanpa pernah ada kucuran dana APBD.
“Banyak TPU ditata dengan dana APBD sampai ratusan juta rupiah. Guha Lalay (goa kelelawar) di pantai selatan dibangun pagar sampai Rp180 juta. Kegiatan domba didandani saja sampai dibiayai Rp100 juta. Kok ini makam penyebar Islam pertama di Jabar malahan ditelantarkan,” ungkap Iwan mengaku sering berziarah ke makam Godog itu, Ahad (17/05-2015).
bahkan ironisnya, kata Iwan, di kompleks makam dipasang peringatan kompleks makam Godog termasuk cagar budaya.
Padahal, kata dia, Bupati Garut Rudy Gunawan pernah menyatakan penataan makam Godog menjadi prioritas perhatiannya. Dia pun menjanjikan siap mengucurkan dana sekitar Rp1,5 miliar untuk penataan makam Godog tersebut. Namun hingga kini belum ada tanda-tanda bakal direalisasi.
Ungkapan senada dikemukakan Ketua Juru Kunci Makam Keramat Godog M Komarudin Karma. Menurut dia, makam tersebut sering dikunjungi pejabat dan tokoh ulama. Namun hingga kini tak ada perhatian serius pemerintah.
“Semua penataan itu murni hasil rereongan keluarga juru kunci dan sumbangan pihak luar. Tak pernah ada kucuran APBD Garut,” tandasnya.
Tak heran, lanjutnya, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan ketika berkunjung ke sana awal 2015 sempat menyesali telantarnya makam Godog. Heryawan bahkan menyatakan penanganan makam Godog paling tertinggal dibandingkan makam keramat di daerah lain.
Komarudin akrab disapa Aceng Kokom pun memertanyakan keberadaan pos dan portal bambu dipasang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) untuk menarik retribusi pengunjung.
Selain dibangun asal-asalan, jaraknya dengan kompleks makam terlalu jauh, mencapai sekitar satu kilometer. Sehingga cukup sulit dilakukan pengawasan.
******
Noel, Jdh.