Garut News ( Jum’at, 18/01 – 2019 ).
Kalangan mahasiswa sejumlah organisasi kemahasiswaan di Garut terpaksa urung menggelar aksi unjuk rasa menghadang Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerja di Garut, Jum’at ( 18/01 – 2019 ).
Mereka semula berkeinginan menolak kedatangan Jokowi ke Garut, sekaligus hendak memertanyakan janji-janji politik yang belum bahkan tak terpenuhi.
Menurut kalangan mahasiswa, aksi unjuk rasa gagal digelar menyusul adanya tekanan pihak aparat keamanan agar tak melakukan aksi demonstrasi di jalanan saat kedatangan Jokowi.
Sekretariat organisasi mahasiswa pun mendapatkan pengawasan, dan pengawalan ketat aparat keamanan, baik TNI maupun kepolisian. Berseragam maupun berpakaian preman.
“Tadinya kita memang mau menggelar aksi ke jalan, Namun karena pelbagai hal yang tak bisa kami tanggulangi, termasuk himbauan keamanan sehingga kami urungkan,” ungkap Ketua “Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia” (KAMMI) Garut, Rian Abdul Azis didampingi Korlap M Sidiq.
Rian katakan, kinerja Jokowi dalam memimpin Indonesia selama lima tahun laik diberi nilai raport merah. Indikatornya terlihat pada anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, dan kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat serta “bahan bakar minyak” (BBM).
Dikemukakan Rian, kinerja kabinet Jokowi semakin lesu, dan sering terjadi reshuffle tak perlu. Kondisi tersebut berdampak pada berkurangnya kerja sama dengan negara asing. Kebijakan Jokowi pun lebih membela, dan menyejahterakan kepentingan asing.
“Ribuan warga asing begitu mudah menjadi pekerja di Indonesia, sedangkan warga Indonesia banyak menganggur malahan kehilangan pekerjaan. Ini membuat kami berkesimpulan, sebaiknya Jokowi tidak menjadi Presiden RI lagi,” imbuh Rian.
Rian juga menyatakan, KAMMI pernah memberikan tiga pucuk surat dititipkan kepada perwakilan petugas keamanan untuk disampaikan langsung kepada Jokowi saat kedatangan ke Garut pada awal-awal kepemimpinannya.
Surat pertama “Surat Cinta Terbuka dari Mahasiswa Garut”, kedua “Puisi Cinta untukmu Wahai Presiden”, dan surat ketiga “Raport Merah Jokowi-Jusuf Kalla”.
“Namun hingga kini, surat dari kami tak pernah diindahkan. Indonesia pun malah semakin kesusahan dengan utang yang terus bertumpuk, dan harga-harga bahan kebutuhan pokok kian mahal,” tandas Rian.
Kemudian “Himpunan Mahasiswa Islam” (HMI) Garut pun memertanyakan realisasi janji Jokowi terangkum dalam sembilan program prioritas atau “Nawacita”.
Lantaran, meski sejumlah survei memaparkan hasil kepuasan terhadap kinerjanya. Tetapi justru berkebalikan dengan realitas, yang mengindikasikan pemerintah Jokowi-JK tak ada keberpihakan kepada rakyat kecil.
HMI juga merilis, “Institut for Development of Economi and Finance” (INDEF) menyatakan pada 2016 ketimpangan mencapai 0,5 sudah memasuki kesenjangan sosial berbahaya bagi kestabilan sebuah negara. Lalu pengucuran dana desa sedianya untuk pengembangan desa dalam pembangunan Indonesia malah rawan dikorupsi.
Berdasar data Kementerian Keuangan, dana desa digelontorkan Pemerintah pada kisaran 2015 hingga 2018 untuk 74.958 desa se-Indonesia mencapai Rp186 triliun.
Namun hasil pemantauan “Indonesia Corruption Watch” (ICW) sejak 2015 hingga 2018 memerlihatkan, kasus korupsi dana desa mengalami peningkatan dari tahun ke tahun mencapai 181 kasus, dengan 184 tersangka, dan total kerugian negara Rp40,6 miliar.
“Ini terjadi karena pelbagai faktor. Salah satunya karena minimnya kompetensi aparat pemerintah desa, serta tak adanya transparansi, dan kurangnya pengawasan,” ujar Ketua HMI Garut Wildan didampingi Korlap Ginan Abdul Malik.
Wildan katakan, HMI menuntut Presiden Jokowi segera melaksanakan janji-janji kampanyenya pada sisa akhir jabatannya, meningkatkan pengawasan dana desa secara akuntabel, komprehensif, dan transparan, meningkatkan sumberdaya perangkat desa, serta mengoptimalkan dana desa berpihak kepada masyarakat miskin, imbuhnya pula.
“Agenda Kunjungan”
Rangkaian kunjungan kerja Jokowi selama dua hari ke Kabupaten Garut (18 – 19 Januari 2019). Menggunakan pesawat kepresidenan BBJ-2/A-001 dari Pangkalan TNI Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, dan mendarat di Bandara Husein Sastranegara, Bandung.
Kemudian bersama rombongan melanjutkan perjalanan menggunakan kereta api menuju Stasiun Cibatu Garut.
Pada Jum’at ( 18/01 – 2019) sekitar pukul 11.00 WIB meninjau langsung program reaktivasi jalur Stasiun Garut – Cibatu yang sejak puluhan tahun tak aktif. Dilanjutkan Shalat Jum’at di Masjid Agung Cibatu serta pembagian sertifikat wakaf.
Dijadwalkan menghadiri helatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari Permodalan Nasional Madani (PNM) KUR Mekaar Naik Kelas di Alun-alun Cibatu, dan penyambungan listrik gratis, dilanjutkan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan perumahan PPRG sekaligus peresmian rusun Ponpes Darul Arqam di Desa Sukamukti.
Pada sore hari, menghadiri acara cukur massal di Kampung Sampora-Banyuresmi. Malam harinya, mengunjungi Pondok Pesantren Darul Arqom di Cimaragas, Garut.
Sedangkan pada, Sabtu ( 19/01 – 2019 ), diagendakan meninjau penanaman padi serentak di pesawahan Desa Cihuni Pangatikan. Pukul 10.00 WIB menghadiri temu warga 3.000 orang di Gedung Sarana olahraga. Selanjutnya pembagian sembako kepada 1.500 PKH di Gedung Intan Balarea pukul 11.30 WIB.
Siang harinya Jokowi membagian sertifikat tanah gratis di Pendopo. Sekitar pukul 15.30 WIB kembali Ke Bandung menggunakan mobil kepresidenan.
*******
( NZ, JDH ).