“Pasca Bencana, Garut Masih Karut-marut”
Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Ahad, 02/10 – 2016 ).

Ribuan korban selamat amuk Sungai Cimanuk Garut, Jawa Barat, terutama yang kehilangan tempat tinggal.
Termasuk Sutarmin. Mereka kini sangat mendambakan terdapatnya informasi akurat kepastian penentuan lokasi domisili relokasinya.
Mereka pun banyak yang bertanya-tanya, apakah masih bisa membangun kembali di lokasi bencana?.
Ataukah mereka mutlak diwajibkan menempati rumah di lokasi maupun tempat yang direlokasikan?.
Senantiasa diharapkan adanya informasi terutama seusai kegiatan tanggap darurat.

Demikian antara lain dikemukakan Sutarmin, pria berusia 56 tahun, ayah enam anak dan kakek empat cucu tersebut, juga katakan sejak 1985 atau 31 tahun lalu menjadi penghuni RW 12 Kampung Kikisik di Kelurahan Sukakarya Kecamatan Tarogong Kidul.
Kemudian dia bersama keluarganya secara bertahap bisa membangun rumah permanen seluas 168 m2 di atas tanahnya bersertivikat hak milik seluas 420 m2.
Namun kini terpaksa kudu ikhlas mendiami lokasi pengungsian di komnplek Gedung Islamic Centre, lantaran rumah beserta seluruh isinya raib diterjang banjir bandang amuk Sungai Cimanuk pada Selasa malam (20/09-2016).

Rumah beserta seluruh isinya, termasuk pakaian, tiga pesawat televisi, lima hand phone, laptop masih baru, kulkas, mesin cuci, serta tiga unit speda motor, seluruhnya terbawa hanyut. Speda motor yang masih bisa ditemukan namun hanya menyisakan rangkanya.
Sehingga total kerugian materi mencapai di atas Rp300 juta, menyusul hanya pakaian di badan seluruh keluarganya yang masih dimiliki.
Kepada Garut News, Ahad (02/10-2016), Sutarmin katakan pula hanya dalam hitungan detik bersama keluarganya bisa menyelamatkan diri bergegas menuju lokasi aman, itu pun nyaris istrinya terkubur Amuk Cimanuk jika tak segera ditarik tangannya saat hendak mengambil uang dan perhiasan yang tertinggal di kamar tidur.

Pekerjaan Sutarmin selama ini sebagai akhi ngecat gedung yang kerap menggarap pesanan di Bandung, Bogor juga Jakarta.
Saat terjadi musibah banjir dia sedangberada di Garut, sebab anak bungsunya berusia lima tahun berkondisi sakit.
Padahal semula pada Senin atau sehari sebelum peristiwa banjir hendak kembali ke Jakarta, namun disarankan istrinya agar beristirahat dahulu, ungkap Sutarmin.

Perkampungan Penduduk Kikisik seluas sekitar lima hektare, dihuni 73 kepala keluarga (KK), terdapat sekitar 48 KK atau 240 penduduk menghuni 39 rumah di antaranya yang dilanda amuk Sungai Cimanuk. Banyak pula di antaranya rusak berat bahkan rata dengan tanah, sebagaimana diungkapkan Ketua RW 12, Sugianto (68).
Sugianto katakan, warganya yang menjadi korban bencana banjir bandang ini sangat mengharapkan informasi kepastian kelanjutan domisilinya pasca bencana, juga setelah berakhirnya kegiatan tanggap darurat.
Ungkapan senada disampaikan Koordinator “Badan Keswadayaan Masyarakat” (BKM) Maman Suryaman, dan menyatakan pihaknya bisa memfasilitasi ragam bantuan fisik pembangunan lingkungan, namun masih menunggu kepastian Pemkab setempat mengenai seluruh korban direlokasi atau tidak.

“Khususnya apakah bisa dibangun kembali atau tidak, kita sabar menunggu kepastiannya,” imbuh Maman Suryaman, yang juga senantiasa memotivasi positip warga perkampungan, antara lain agar senantiasa tabah menghadapi musibah.
“Pasca Bencana, Garut Masih Karut-marut”
Berikut komentar publik ;
Bapak Presiden…pasca bencana pekan lalu tiga hari saya mengunjungi Garut…ada beberapa Point yang saya dapat dari hasil pantauan saya di Garut dan Lokasi Bencana..
1. Garut sangat Berantakan..Tata kota sama sekali tak beraturan..nyaris sama dengan Bogor dan Lampung dari kunjungan saya di ke tiga kota ini.

2. Garut betul betul lolos dari Pantauan Pemprov atau memang sengaja di biarkan..karena banyaknya Bukit dan Gunung Batu yang di lolos sebagai galian bahan baku pasir dan batu..
4. Garut dg terkikisnya Hutan di bukit dan batu untuk bahan galian C pasir dan batu, sehingga rawan longsor dan banjir..sangat berbahaya..
5. Sungai sangat dangkal , bantaran sungai full dg rumah penduduk, dan tak di organize dg baik oleh Pemkab Garut.
6. Lalu Lintas betul betul tak terkendali..jualan pinggir jalan yang berantakan, jalan raya yang sempit tak memadai dengan volume kendaraan disana.
7. Pembangunannya di Garut saya kira sangat lambat, padahal disana sentra pertanian/perkebunan, tambang batu dan devisa TKW sangat pesat, serta Pariwisata.

8. Perlunya Pemprov Jabar dan Pemkab Garut bersinergi merancang tata kota dan pertambangan juga menggenjot Pariwisata sehingga saya percaya Penghasilan APBD di Garut bisa di perbesar dan di arahkan untuk Pembangunan Garut dan alokasi Irigasi dan Jalan raya yang tak berantakan. Sehingga bencana ini tidak terulang lagi..
Perlunya pengawasan kinerja Pemprov dan Pemkab dimonitor terus oleh Pusat, dan Pak Jokowi..
***********
Pelbagai Sumber