Komunitas “Funk” Bertelanjang Dada Khidmat Hormat Bendera

0
308 views

Fotografer : John Doddy Hidayat

Garut News ( Kamis, 17/03 – 2016 ).

Ilustrasi.
Ilustrasi.

Lantaran dinilai kerap meresahkan masyarakat, maka jajaran Satpol PP Kabupaten Garut menciduk sejumlah anak komunitas “punk” pada beberapa titik lokasi, Kamis (17/03-2016).

Mereka terpaksa digiring ke Lapang Apel Setda setempat. Kemudian para remaja bertubuh bertato tersebut, digeladah dan dilucuti pakaiannya. Tak ditemukan benda mencurigakan atawa berbahaya seperti senjata tajam. Hanya terdapat sejumlah kartu identitas, sisir, dan cermin kecil.

Dengan bertelanjang dada, mereka disuruh menghormat bendera. Petugas pun mendata dan menanyai mereka satu persatu di tengah lapang.

“Masih pagi, mereka jarang kelihatan. Biasa mereka muncul menjelang sore. Seperti di kawasan Bundaran Simpang Lima, dan kawasan Lapangan Olahraga Merdeka Kerkoff Tarogong Kidul, serta sekitar kawasan Maktal Jalan Cimanuk,” kata Kasi Operasional Satpol PP Agus Sunandi, Kamis.

Dikatakan, pihaknya melakukan razia terhadap kelompok anak punk atas laporan dan pengaduan masyarakat merasa resah terhadap keberadaan para anak punk mulai berani melakukan tindakan mengarah kriminal, seperti melakukan pemalakan.

Diakuinya, cukup sering melakukan razia terhadap anak-anak punk. Namun kesulitan melakukan pembinaan. Sebab di Garut tak ada fasilitas khusus pembinaan bagi pemiliki masalah sosial.

Mereka terjaring razia hanya bisa diserahkan ke Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk didata dan diberikan pengarahan.

Kepala Polsek Tarogong Kidul AKP Richard L menilai, keresahan dirasakan masyarakat terhadap keberadaan anak punk karena tampilan fisiknya dinilai tak pantas dan menyeramkan.

“Keberadaan mereka sebenarnya tak meresahkan atau mengganggu. Mereka kan hanya kumpul-kumpul. Mungkin masyarakat merasa tak nyaman tampilannya itu. Tapi memang kalau mengarah melakukan hal tidak-tidak, seperti memalak, itu meresahkan. Bisa saja mereka nekat memalak karena kehabisan uang makan, minum, atau merokok,” katanya.

Justru, kata Richard, meresahkan itu justru orang mengatasnamakan organisasi tertentu kerap memalak para awak angkutan umum dan angkutann barang di jalan. Karena itu, pihaknya lebih berkonsentrasi pada upaya melakukan pemetaan menindak preman tersebut.

“Kapolri melalui Kapolres menginstruksikan kita di Polsek untuk menangani maraknya pemalakan mengatasnamakan organisasi. Mereka memalak angkutan umum dan angkutan barang, terutama ke pasar. Karena ada pemalakan inilah maka harga-harga di pasar jadi naik,” katanya pula.

*********

( nz, jdh ).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here