“HBKB Nyaris Kehilangan Marwahnya, Cenderung Menyerupai Pasar Tumpah”
Garut News ( Ahad, 16/06 – 2019 ).
Tak hanya kenyamanan pusat Kota Garut kian menjauh setiap penyelenggaraan ‘Car Free Day’ (CPD), melainkan juga bisa semakin memicu peningkatan pola hidup konsumtif penduduk di kabupaten setempat.
“Hari Bebas Kendaraan Bermotor” (HBKB) yang digelar setiap Ahad tersebut, kini nyaris kehilangan ‘marwahnya’ bahkan cenderung menyerupai ‘pasar tumpah’.
Lantaran terlibas merebak maraknya hiruk-pikuk, dan hingar – bingar ragam aktivitas para pedagang, yang setiap ada CFD mengesankan populasinya terus – menerus bertambah.
Mereka dengan anjungan dagangan masing-masing berjejer sepanjang kiri dan kanan lintasan Jalan A. Yani hingga pada Jalan Pramuka, menjadikan seakan berebut berdesakan dengan para pengunjung maupun pejalan kaki.
Malahan ada pula pedagang dengan gerobaknya mangkal di tengah badan jalan, dan kerap menghalangi para pejalan kaki yang semula berkeinginan bersama keluarga menikmati suasana lengang sambil menghirup udara segar tanpa kebisingan apa pun.
Sedangkan komoditi yang dijajakan setiap pedagang di antaranya berupa beragam jenis makanan dan minuman ringan siap saji berkemasan sangat menarik, pakaian jadi, mainan anak – anak hingga peralatan rumah tangga.
Diperparah pula banyaknya sampah berserakan terutama bekas kemasan makanan, dan minuman ringan.
Mengakibatkan hari bebas kendaraan bermotor ini, nyaris lebih menyerupai pasar tumpah berpenampilan memikat, yang menggiurkan serta berpotensi menjaring para calon konsumen untuk berbelanja.
“Setiap Ahad, anak saya yang baru lulus Sekolah Dasar memaksakan diri dengan rekannya ke CFD, meski tak dibekali uang. Namun diam – diam tabungannya digunakan untuk jajan dan membeli bahan mainan yang tak banyak memberi manfaat,” ungkap Ny. Hilda.
Ibu tiga anak tersebut, juga sangat menyesalkan selama ini tak ada upaya serius untuk mengembalikan fungsi CFD sebagaimana mestinya, tandas penduduk Kampung Panawuan Kelurahan Sukajaya Tarogong Kidul.
Kepada Garut News, Ahad ( 16/06 – 2019 ), dia katakan selama ini pun institusi pengawasan obat dan makanan dinilai tak maksimal mengemban tugas pokok dan fungsinya.
Padahal banyak beredar termasuk di arena CFD berupa ragam jenis makanan dan minuman ringan yang terindikasi kuat sarat menggunakan bahan kimia berupa pewarna, pengawet, serta imitasi rasa.
“Para pedagang perlu mendapatkan penghasilan maksimal, namun pejalan kaki di arena CFD pun memiliki hak azasi bisa menikmati suasana yang semestinya, aparat pemerintah lah yang harus konsisten melaksanakan fungsinya,” tandas Ny. Hilda pula mengingatkan dengan nada ketus.
Penyesalan senada juga dikemukakan warga lainnya, termasuk Sudin (45) yang sekaligus memertanyakan semakin menjamurnya praktek perparkiran liar, atau tanpa karcis di seputar arena CFD Garut.
********
Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat.