Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat.
Garut News ( Sabtu, 03/10 – 2015 ).
Foto berita Garut News akhir pekan ini, Sabtu (03/10 – 2015), menampilkan merekah bahkan menjadi terbelahnya tanah pada areal pertanian tanaman pangan terutama persawahan di Kampung Cikurantung Kecamatan Pasirwangi, Garut, Jawa Barat.
Juga bahkan banyak di antara areal persawahan tersebut, terpaksa dibiarkan menjadi sarat ditumbuhi semak belukar, terdapat pula areal persawahan yang kini nyaris menyerupai lapangan sepakbola, lantaran sangat diranggas kekeringan kemarau panjang selama ini.
Berakibat kian banyak penduduk setempat alih profesi ke perkotaan, antara lain menjadi penarik becak dan kuli bangunan, guna memenuhi kebutuhan sehari-hari isi perut mereka.
Ironisnya, Sekretaris Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura kabupaten setempat, Yudi Hermawan sama sekali tak sudi menjelaskan ketika didesak pertanyaan mengenai sejauhmana konsep penanggulangan kekeringan yang menyeluruh dan paripurna, menyusul peristiwa tersebut berlangsung setiap tahun.
Atawa tak hanya ditangani sementara maupun tabrak lari.
Menyusul dari sedikitnya 273 desa tersebar pada 42 wilayah Kecamatan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, selama ini dilanda kekeringan lantaran kemarau panjang itu.
Sehingga semakin meranggas lebih 24.056 Hektare luas Pertanaman Padi, malahan terdapat pula sedikitnya 3.411 hektare di antaranya mengalami kekeringan.
Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas TPH kabupaten setempat, Holil Ahmad Efendi katakan dampak kekeringan tersebut, terjadi hingga 31 Agustus 2015.
Dikatakan 3.411 hektare pertanaman padi mengalami kekeringan itu, terdiri kerusakan ringan 540 hektare, kerusakan sedang 761 hektare, kerusakan berat 636 hektare, serta mengalami puso 1.474 hektare.
Sedangkan pertanaman padi terancam kekeringan mencapai 679 hektare, katanya.
Namun dia tak menjelaskan detail kerugian finansial dialami kalangan petani akibat kemarau panjang ini.
Kembali didesak pertanyaan Garut News, Holil Ahmad Efendi mengemukakan, upaya penanggulangan selama ini memertahankan tanaman yang ada, terutama jenis pertanaman padi.
Kemudian merealisasikan pompanisasi pada areal yang terdapat sumber airnya, serta ke depan proses pengolahan tanah lebih cepat dilakukan, menghadapi musim tanam 2015 – 2016, antara lain guna memenuhi 45.800 hektare areal pertanaman padi, katanya pula.
Holil Ahmad Efendi juga mengaku, bantuan ragam sarana bersumber APBN 2015 guna menanggulangi kekeringan selama ini telah dimanfaatkan, bebernya.
Tetapi dari Bidang SDM Dinas TPH menyebutkan, 71 unit traktor roda dua (TR2), serta 20 pompa air juga telah didistribusikan, termasuk penambahan bantuan 10 unit pompa air kini dijadikan barang inventarisasi bagi kalangan petani mendesak memerlukannya.
Tetapi TR2 serta pompa air, hanya diprogramkan upaya khusus peningkatan produksi mencapai swasembada pangan, atawa bukan untuk menanggulangi kekeringan, ungkap sumber pada Bidang SDM tersebut.
Ditemui terpisah Kepala Distarkim Deni Suherlan juga katakan, institusinya pun selain kerap menyelenggarakan pengecekan lapangan pada areal kekeringan, memberikan bantuan pula berupa pompa air, serta antara lain pengecekan lokasi-lokasi reservoir air, kata dia.
********