Kalangan Legislator Kabupaten Garut Makin “Doyan” Bali

Kalangan Legislator Kabupaten Garut Makin “Doyan” Bali

693
0
SHARE

Garut News ( Selasa, 14/04 – 2015 ).

Ilustrasi. (Foto : John Doddy Hidayat).
Ilustrasi. (Foto : John Doddy Hidayat).

Kalangan legislator tergabung Pansus II DPRD Garut diagendakan berstudi banding ke Kabupaten Badung, Bali.

Mereka dijadwalkan berangkat, Kamis (16/04-2015) dan kembali pulang, Sabtu (18/04-2015).
Mereka pun berdalih melakukan studi banding tentang dua Raperda, penanggulangan bencana dan tentang garis batas/sempadan jalan.

Ketua Pansus II DPRD setempat Dudeh Ruhiyat membantah pihaknya melakukan studi banding sekadar berwisata.

Dia menegaskan, pihaknya juga hendak menggali informasi sistem penanggulangan bencana karena di daerah tersebut terdapat sistem, dan cara menghadapi bencana, katanya.

“Di sana kan ada cara menangani bencana, misalnya teror Bom Bali. Di Garut, ISIS bisa menjadi bencana teror juga. Jadi, kita ke Bali bukan untuk wisata. Kalau saya membatalkan ke Bali gara-gara opini bahwa ke Bali itu untuk tour, berarti saya salah,” kilah anggota Fraksi PDIP itu, Senin (13/04-2015).

Dia memastikan pula, Pansus II tak ada membawa keluarga selama studi banding ke Badung Bali itu. Meskipun, dia tak menyalahkan jika ada anggota pansus membawa serta keluarga, dengan catatan menggunakan uang pribadi.

Ilustrasi. (Foto : John Doddy Hidayat).
Ilustrasi. (Foto : John Doddy Hidayat).

Ditanya besaran anggaran studi banding, Dudeh mengaku tak mengetahuinya. Dia  beralasan pula, semua persoalan tersebut diserahkan pada sekretariat DPRD. Dia hanya menyebutkan, jumlah anggota Pansus yang berangkat sebanyak sepuluh.

“Saya tahunya berangkat dan dijemput naik mobil ke Bandara. Di sana disiapkan tiket dan segala macamnya oleh sekretariat. Dari Denpasar ke Badung itu tiga jam. Badung itu bukan tempat wisata. Beda dengan Sanur atau Buleleng misalnya,” kata dia.

Kabag Persidangan Sekretariat DPRD Kusnadinata enggan menyebutkan besaran anggaran keperluan studi banding ini.

Dia hanya katakan, Badung dipilih berdasar kesepakatan Rapat Pansus II dengan pimpinan DPRD.

Namun sumber lain di lingkungan Sekretariat menyebutkan, anggaran studi banding tersebut mencapai sekitar Rp200 juta.

Selain sepuluh legislator, sekitar lima staf Sekretariat DPRD pun turut berangkat mendampingi.

Peneliti pada “Masyarakat Peduli Anggaran Garut” (MAPAG) Haryono menyesalkan kengototan para anggota dewan melakukan studi banding.

Dia menilai, karakteristik Badung beda jauh dengan Garut yang memang dikenal sebagai daerah paling rawan terjadi bencana.

Bencana teroris? Apa pula itu. Di sana masyarakatnya mayoritas Hindu. Sedangkan di Garut mayoritas Islam, dengan basisnya pesantren.

Semestinya, Garut mengajarkan soal kebencanaan ke daerah lain, kata mantan anggota DPRD Garut tiga periode itu.

Apalagi, lanjut Haryono, soal sempadan jalan merupakan pekerjaan setiap hari. Sehingga tak begitu perlu studi banding.

********

Noel, Jdh.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY